Rabu, 02 Juni 2010

Bila Cinta Telah Berlabuh

Tatkala cinta dah hatiku belum berlabuh rasanya hidup hambar kosong tak bermakna. Namun kini aku merasakan saat indah bersama cinta.

Wah... hari ini cerah sekali, semangat pun membara bagai ada yang membakar, dari tadi juga senyum-senyum aja, sedang jatuh cinta ya, sapa Rita penuh menggoda. Hari ini lain dari biasanya, bagi-bagi dong pinta Rita. Nggak ada apa-apa koq, biasa-biasa saja jawab Salsabil panggilan akrabnya dengan senyum yang khas.

Memang pada hari ini salsabil, 'akhwat' asal Surabaya ini tampak bahagia sekali bukan karena ada durian runtuh melainkan ada semacam 'gizi' baru tatkala ia merasakan betapa kenikmatan, kelezatan, keceriaan dan kelapangan hidup ketika cintanya telah berlabuh. Menurut penuturannya ia merasakan semua itu, ketika ia mengenal Allah SWT, menunggalkan ibadah hanya kepadaNya, mendekatkan hati kepadaNya dan senantiasa rindu untuk bersua denganNya sehingga hati dan cita-cita semuanya tertujukan kepadaNya.

Sesungguhnya kegersangan hidup dirasakan oleh orang yang hatinya bercabang-cabang, cita-citanya tak tentu arah, hatinya tak memiliki tempat bersinggah yang nyaman, tak juga memiliki kekasih tempat berkeluh kesah.
Seperti kata seorang penyair :
"KENIKMATAN HIDUP TAKKAN DIRASA, OLEH ORANG YANG TAK MEMILIKI KEKASIH TEMPAT BERNAUNG;PENENTRAM JIWA"

Hidup sejahtera, hidup penuh arti, dan tambatan jiwa semua terpandang pada ketentraman dan ketenangan yang berasal dari kekasih. Kalaupun hati berpindah-pindah kesekian banyak kekasih jiwa seluruhnya, hati tetap tak akan sejahtera, tak akan tentram dan tak akan mendapati tambatanya, sebelum kembali kepada Ilahnya, Rabb dan penolongnya. Hanya Dialah, Allah SWT. yang menjadi penolong dan penyelamat dirinya. Tak sekejap matapun ia tak membutuhkanNya, seperti diungkap seorang penyair :

MEMGALIHKAN CINTA HATI KEPADA SGAPAPUN YANG KITA KEHENDAKI ADALAH NAPSU SEMATA.
CINTA HANYA UNTUK KEKASIH YANG PERTAMA.
BERAPA BANYAK KEDIAMAN YANG DISINGGAHI SEORANG PEMUDA
NAMUN CINTANYA HANYA SINGGAH -SELAMANYA- PADA KEKASIH PERTAMA JUA

Berupayalah agar cita-cita kita tetap satu. Cita-cita itu hendaknya hanyalah untuk Allah SWT. Itulah puncak kebahagiaan seorang hamba. Orang yang kondisinya demikian, berada dalam kenikmatan surga dunia, sebelum ia menikmati surga akhirat yang sesungguhnya.

Ada juga yang mengatakan, orang-orang yang miskin jiwanya di dunia meninggalkan sejahtera didalamnya. Ada yang bertanya, bagaimanakah hidup yang paling sejahtera itu? Mengenal Allah SWT, cinta kepadaNya, bermesraan denganNya, dekat dan rindu untuk bersua denganNya, itulah kesejahteraan hidup.

Di dunia ini tak terdapat kemikmatan yang menyerupai kenikmatan ahli surga selain kenikmatan tersebut di atas. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. besabda , "Diantara didunia kamu, yang ditanamkan cintaku padanya adalah; wanita dan wewangian. Namun tambatan hatiku adalah shalat"

Rasulullah saw. memberitahukan seperti kata Imam Ibnul Qayyim dalam Risalah ila Kulli Muslimin yang telah diterjemahkan oleh Ustadz Abu Umar Basyier, bahwa diantara kenikmatan dunia ini yang beliau sukai ada dua, yaitu wanita dan wewangian. Namun beliau melanjutkan, 'Dan Allah menjadikan tambatan hatiku didalam shalat'

Tambatan hati sendiri lanjut Ibnul Qayyim, lebih dari sekedar becintaan. Karena tak setiap yang dicintai itu menjadi tambatan hati. Sesuatu yaog jadi tambatan hati hanya sesuatu yang dicintai karena dzatnya. Itu hanya berlaku bagi Allah STW. yang tidak ada ilah kecuali Dia. Sementara selain Allah azzawajallah, hanya dicintai untuk mengiringi cinta seorang hamba kepadaNya. Ia mencintai karena Allah SWT. namun bukan bersama Allah SWT. Karena mencintai sesuatu bersama Allah adalah syirik, sedangkan mencintai sesuatu karena Allah SWT. adalah tauhid.

Orang-orang musyrik mencari sekutu-sekutu untuk dicintai bersama Allah azzawajallah. Seorang ahli tauhid hanya mencintai sesuatu yang dicintai Allah SWT. dan membenci sesuatu yang dibenci Allah SWT, mengerjakan sesuatu karena Allah SWT dan meninggalkan sesuatu juga karena Allah SWT. Poros ajaran Islam kata Ibnul Qayyim pada empat pondasi dasar, yaitu rasa cinta dan benci yang konsekuensinya berbuat atau meninggalkan, memberi atau tidak memberi.

Barang siapa yang telah menyerahkan semua itu kepada Allah STW dengan sempurna, berarti ia telah menyempurnakan iman. Bila sebagian kurang ditujukan kepada Allah SWT, kekurangan itu berpulang kepada kekurangan imannya.

Jadi tambatan hati itu lebih dari sekedar sesuatu yang dicintai. BILA CINTA TELAH BERLABUH akan terasa berat baginya untuk meninggalkannya. Demikian pula KETIKA CINTA BELUM BERLABUH, seorang hamba beribadah tanpa isi, kosong hatinya mengingat Allah SWT dan hari akhir, tertipu godaan dunia, baginya shalat amatlah berat. Wallahu'alam.

2 komentar:

wulan prasetyati mengatakan...

assalaamu'alaykum.

saya berkunjung^^

alhamdulillaah kalo sudah menemukan pujaan hatinya. semoga barokah :)

Tahitna Zip mengatakan...

Amiin.. Alhmdulillah Mbk Wulandari Pujaan Hatiku udah datang Kehadiranx sngat mmbhagiakn kami brdua smoga benar2 sbg ujian smata.. Kini pujaan hatiku mginjak usia 5bln.. Mksh Mbk Wulandari