Kamis, 15 Juli 2010

Kerasulan Muhammad s.a.w

¤ Para Rasul / Nabi yang diutus sebelum Muhammad s.a.w. mereka adalah Rasul-rasul untuk suatu bangsa tertentu dan dalam daerah tertentu pula. Begitu pula syari'at yang dibawanya sesuai dengan keadaan dan situasi pada masa-masa itu. Tapi zaman terus berjalan, kebudayaan manusia makin maju hingga dunia makin terbuka luas. Di balik itu perkembangan moral menunjukkan garis grafik menurun. Dekadensi jiwa masyarakat dikarenakan terjadinya penyelewengan besar-besaran daripada ajaran-ajaran murni dari Rasul-rasul terdahulu. Manusia telah meninggalkan aqidah tauhid yang benar, digantikan dengan syirik. Penyembahan kepada Allah digantikan atau ditambah dengan penyembahan kepada patung-patung. Manusia telah jauh dari jalan Tuhan, mereka lalu hidup dalam kesesatan dan jahiliah.

Maka ada tiga sebab perlunya segera datang seorang Rasul yang berfunksi universil dan abadi untuk segera menyelamatkan kehidupan manusia dari bencana kehancuran yang laksana telah berada di tepi jurang :

Pertama ¤ Ajaran Rasul terdahulu itu tidak sempurna, perlu ada perbaikan dan penyempurnaan yang mampu mengatur secara universil yang bersifat langgeng.

Kedua ¤ Ajaran Rasul-rasul terdahulu itu banyak hilang atau dihilangkan, perlu adanya pengungkapan kembali tentang kecurangan yang telah terjadi dan yang benar dihidupkan kembali.

Ketiga ¤ Para Rasul terdahulu adalah diutus kepada bangsa atau daerah tertentu, maka perlu ada seorang Rasul yang risalahnya untuk seluruh manusia, tugas internasional.

Faktor-faktor itulah yang menjadi alasan pokok kedatangan Rasul / Nabi akhir zaman MUHAMMAD S.A.W. Dan kedatangan beliau telah ada nubuatnya (telah diramalkan) dalan KITAB TAURAT. Ketika Tuhan berfirman kepada Musa :

¤ "Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau dan Aku akan memberi segala FirmanKu dalam mulutnya dan dia pun akan mengatakan kepadanya segala yang Kusuruh akan dia."

¤ "Bahwa sesungguhnya barangsiapa yang tidak mau mendengar akan segala firmanKu, yang akan dikatakan olehnya dengan namaKu, niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu."

¤ "Tapi adanya Nabi yang melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan namaKu, yang tiada Kusuruh katakan, atau yang berkata dengan nama dema-dewa, niscaya orang Nabi itu akan mati dibunuh hukumnya." (Kitab Ulangan 18 : 18-20)

Apa yang tersebut dalam Taurat itu adalah sebuah ramalan tentang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w.

Kalimat : "seorang Nabi dari antara segala saudara", bearti bahwa Nabi itu bangkit dari saudara-saudara Bani Israil tapi bukan dari Bani Israil sendiri. Adapun di antara saudara-saudara Bani Israil itu ialah "Bani Isma'il" (Bangsa Arab). Bani Isma'il adalah saudara tua dari Ishak bapak dari Yakub (Israil). Dimana MUHAMMAD jelas dari keturunan Bani Isma'il.

Tentang kalimat : "yang seperti engkau", menunjukkan bahwa Nabi yang akan datang itu seperti Musa.

Ummat Nasrani biasanya mengartikan kata-kata itu dengan 'ISA (Yesus) sendiri. Ini tidak benar!! Sebab
¤ Nabi Isa sendiri adalah bangsa Israil.
¤ Nabi Isa tidak pernah memproklamirkan dirinya seperti Musa.
¤ Nabi Isa tidak pula berperang melawan musuh-musuhnya sebagaimana Musa.
¤ Nabi Musa menikah sedangkan Nabi Isa tidak menikah.
¤ Nabi Musa meninggal dunia (wafat) sedangkan Nabi Isa tidak karena diangkat oleh Allah dan diturunkan pada akhir zaman.
¤ Dan Nabi Isa tidak pula membawa syari'at baru, ia malah ikut pada syari'at Musa.

Dalam hal ini J.D. Sham dalam bukunya "WHY DID EARLY CHRISTIANS ACCEPT ISLAM", telah mengemukakan delapan buah argumen, bahwa ayat-ayat Taurat tersebut merupakan ramalan tentang kedatangan atau kebangkitan Nabi Muhammad s.a.w.

Maka di tempat dan waktu telah dijanjikan, di tengah-tengah tanah Arabiah, pada 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tahun Gajah dan sesuai dengan tanggal 20 April 571 M. Lahirlah seorang bayi laki-laki di kota Mekkah, dimana kelak dia memimpin suatu revolusi besar, mengadakan perubahan raksasa dalam sejarah peradaban manusia. Ia lahir sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah telah wafat lebih dahulu kira-kira 7 bulan sebelum dia lahir. Sang ayah tidak mewariskan harta benda yang banyak kecuali hanya 5 ekor unta, dan seorang budak perempuan.

Kehadiran bayi itu disambut oleh neneknya Abdul Muttalib, dengan penuh kasih sayang dan kemudian bayi itu dibawahnya ke kaki Ka'bah. Di tempat suci inilah bayi itu diberi nama MUHAMMAD, suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya.

Muhammad s.a.w. Adalah Rasul akhir zaman, telah datang sesuai dengan janji Allah. Kebenaranya dapat dibuktikan dalam segala segi. Sejarah adalah bukti utama. Riwayat hidupnya, perkataanya dan amalanya dipelihara baik-baik, bahkan sudah sampai 14 abad keteranganya dalam sejarah sangat terang-benderang dan lengkap, bagaikan kita melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Tidak pernah terdapat suatu riwayat hidup(biography) dalam gelanggang sejarah yang lebih lengkap dari biography Muhammad. Dalam segala lapangan hidupnya kita mengambil pelajaran daripadanya. Sebab itu tidak perlu lagi ada Nabi yang datang sesudah Muhammad s.a.w.

Bernard Lewis berkata : "Dalam sejarah Muhammad dan asal-usul Islam, Ernest Renan mengakui bahwa sangat berbeda dengan agama-agama lain yang mana telah dicumbui oleh misteri. Islam dilahirkan penuh dengan cahaya sejarah. Akar-akarnya menghujam, kehidupan pendirinya, kita kenal baik sebagaimana kita mengenal dengan baik tokoh-tokoh Reformer di abat enambelas.

Sejarah tetap memberikan pengakuan terhadap kebenaran Muhammad s.a.w. Beliau dengan agamanya selalu mendapat sambutan dan penghormatan, sekalipun dari mereka yang bukan Islam.

Prof. W.C. Smith berkata : "no other religion in the world has been no successful as Islam in eliciting a confessional pride in its adherents." (tak ada agama lain di dunia yang telah demikian berhasil sebagai Islam menimbulkan kebanggaan agama di antara penganutnya).

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Senin, 05 Juli 2010

Isra' Mi'raj

¤ Malam itu penuh berkah. Malam dinaikkannya seorang hamba, seorang Nabi, seorang Rasul, MUHAMMAD SAW ke Sidratul Muntaha.

Malam bertemunya seorang manusia yang mulia dengan penciptaNya, ALLAH SWT, Dzat yang Maha Mulia, Maha Berkuasa.

Malam itu, Rasul menerima langsung perintah shalat wajib, 5 kali dalam sehari. Malam itu kita kenal dengan nama,

" Isra' Mi'raj "

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagai dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Israa' 17:1)

Kisah Selanjutnya :
¤ Isra Mi'raj : Sebuah kisah Futuristik 1 dan 2
¤ Keajaiban Isra' dan Mi'raj

NB : Sebentar lagi memasuki Bulan Puasa Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Sabtu, 03 Juli 2010

Isra Mi'raj : Sebuah Kisah Futuristik 1


Bayangkan sejenak temans, jika anda hidup dalam dunia lampau. Tanpa kecanggihan teknologi. Tidak ada motor, mobil apalagi pesawat terbang. Tidak ada juga pesawat ulak alik super canggih yang akan membawa anda menjelajah ruang angkasa. Semuanya tidak ada. Hanya kendaraan berupa unta atau kuda satu-satunya
kendaraan yang akan membawa anda bepergian dekat maupun jauh. Dan jika perjalanan itu sangat jauh, tentu saja perjalanan itu dilakukan dalam rentang yang lama. Coba bayangkan sejenak anda hidup di masa itu.

Lalu, tiba-tiba ada seseorang yang tiba-tiba datang kepada anda dan bercerita bahwa dirinya telah melakukan perjalanan ribuan kilometer hanya dalam waktu semalam. Yang lebih mengherankannya lagi, orang tersebut mengaku telah menjelajah langit alam semesta, pun dalam waktu yang relatif singkat. Apa pendapat anda? Apakah anda percaya dengan cerita orang tersebut ?

Mungkin sebagian dari kita akan berkata, "Hanya orang gila yang bisa berkata seperti itu". Atau ada yang ngomong "Mimpi kali yeee... (artinya cuma bisa dilakukan dalam mimpi). Hehehe.. Jangan ketawa dulu. Itulah sebagian jawaban yang juga dilontarkan orang-orang Quraisy ketika Rasulullah Saw berkisah tentang perjalanan malamnya yang kemudian dikenal dengan Isra Mi'raj. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab ketika Rasulullah berusia 51 tahun.


Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam Al Qur'an Surat Al Israa ayat 1. Dalam ilmu tafsir Al Qur'an, sebuah surat yang dimulai dengan kata-kata "Subhanallah" (Maha Suci Allah) biasanya peristiwa tersebut bukan peristiwa yang biasa-biasa saja, tetapi merupakan peristiwa yang sungguh sangat luar biasa banget deh. Hehe.. Maka tidaklah mengherankan, begitu banyak ulama yang mencoba menafsirkan kisah Isra Mi'raj ini sebagai sebuah kisah yang sangat mengagumkan. Meskipun peristiwa ini terjadi sudah lebih dari 14 abad yang lalu, tetapi sesungguhnya kisah ini mengisyaratkan kejadian-kejadian yang akan datang atau bisa disebut Futuristik. Jauh sebelum orang melakukan perjalanan ruang angkasa, Rasulullah pernah melakukan hal ini, bahkan lebih dahsyat lagi, mencapai langit tertinggi, Sidratul Muntaha bahkan sampai Mustawa untuk bertemu dengan Allah. Sampai-sampai, malaikaj Jibril yang mengantar pun tidak sanggup untuk menemani beliau menghadap Allah.

Banyak hal-hal aneh bin ajaib bin ganjil atau apapun namanya itu yang terjadi dalam peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah ini. Dan hal ini sungguh sangat susah sekali dicerna dengan akal manusia, apalagi waktu itu ada fasilitas modern seperti sekarang ini. Maka jawaban pada orang Quraisy adalah sebenarnya jawaban alamiah seorang manusai.


Oleh karena itulah, Isra Mi'raj merupakan sebuah ujian keimanan seorang Muslim apakah menyakini atau tidak peristiwa ini. Percaya bukan berarti harus tahu, tetapi percaya karena kita memang benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena begitu banyak rahasia Allah yang kadang kala sulit dicerna oleh akal manusia seperti kisah Isra Mi'raj Rasulullah ini. Dan sesungguhlah tepat, ketika Abu Bakar bergelar As Shiddiq, yang membenarkan kisah yang diceritakan Rasulullah, ditengah goyahnya keimanan akibat perjalanan spiritual yang dilakukan nabi.


Isra Mi'raj memiliki beberapa tujuan penting diantaranya adalah sebagai hiburan bagi Rasulullah yang kala itu ditinggal wafat oleh istri (Khadijah binti Khuwailid) dan pamanya (Abi Thalib bin Abdul Muthollib), dua sosok penompang islam kala itu. Peristiwa ini juga sekaligus sebagai ajang pengangkatan Rasulullah sebagai pemimpin Nabi/Rasul terdahulu (menjadi imam shalat di Masjidil Aqsa), ajang memperkenalkan diri dengan para Nabi /Rasul senior, untuk memperoleh mandat /perintah langsung beruga shalat lima waktu bagi ummatnya sekaligus untuk memperlihatkan tanda-tanda bukti kebesaran Allah Swt.

¤ Di kutip dari Pondokhati.

Isra Mi'raj : Sebuah Kisah Futuristik 2

¤ Berikut beberapa contoh kebesaran Allah tentang Isra Mi'raj yang menjadi tanda-tanda bagi masa depan.

1 ¤ Kendaraan yang digunakan Allah adalah berupa Buroq (berasal dari Barqun = kilat). Hal ini akhirnya menginspirasi masyarakat modern untuk membuat kendaraan yang super cepat dan canggih dalam berpergian baik secara horizontal maupun vertikal. Maka muncullah pesawat terbang dan pesawat ruang angkasa, yang memungkinkan seseorang untuk menjelajah semesta meskipun kecepatanya masih kalah jauh dengan Buroq. Seperti yang pernah dilakukan oleh Yuri Gagarin dari Rusia (Uni Sovyet), astronot pertama yang menjelajah ke luar angkasa.

2 ¤ Di malam Isra Mi'raj, ada yang memanggil Rasulullah dari sisi kanan dan kiri. Tetapi Rasulullah tidak menjawab. Ada juga seorang nenek tua memakai perhiasan lengkap yang memanggil juga. Namun Rasullah juga tidak menjawab. Maka ketika ditanyakan kepada Jibril, maka beruntunglah Rasulullah tidak menjawab panggilan mereka. Jika menjawab pangilan sebelah kaman, niscaya semua ummat Rasulullah masuk ke dalam agama Yahudi. Jika menjawab panggilan orang sebelah kiri, niscaya semua ummat Rasulullah masuk ke agama Nasrani. Nenek tua dengan perhiasan tadi adalah melambangkan dunia ini yang semakin tua, tetapi masih diselimuti dengan perhiasan gemerlap dunia semu yang kadang menyilaukan mata.

3 ¤ Nabi mencium harum semerbak wanginya kuburan Siti Masyitho, seorang tukang sisir putri Firaun yang rela direbus di air mendidih gara-gara mempertahankan keimanan besama keluarganya.

4 ¤ Nabi Saw melihat ada orang yang sedang panen (memotong padi). Setiap habis dipotong, tanaman tersebut tumbuh lagi. Begitu seterusnya. Ketika ditanyakan kepada Jibril, diterangkanlah bahwa itu adalah isyarat bagi ummat Nabi Muhammad yang gemar bersedekah. Harta yang disedekahkan tidak akan hilang, tetapi akan terus bertambah dan bertambah.

5 ¤ Nabi Saw melihat ada orang-orang yang memukul-mukul kepalanya dengan besi. Seketika itu, pecahlah kepalanya. Namun kembali seperti semula. Dipukul pecah lagi. Kembali seperti semula lagi, begitu seterusnya. Jibril menerangkan bahwa itulah balasan bagi orang yang enggan mengerjakan shalat karena malas. Maka kemudian hari, mereka akan menerima siksa seperti itu.

6 ¤ Nabi Saw juga melihat ada dua hidangan yang dihadapkan pada seseorang yakni makanan yang baik dan satu lagi makanan yang busuk. Namun seseorang tadi justru malah memakan makanan yang busuk tadi dan membiarkan makanan baik tergeletak begitu saja. Inilah isyarat bagi orang suka menggoda istri atau suami orang, atau dengan kata lain orang yang suka selingkuh. Istri /suami yang baik dirumah dibiarkan, malah mencari kejelekan dengan istri /suami orang lain. Masya Allah.

7 ¤ Pada saat yang sama dimalam itu. Nabi Saw juga sempat dihidangkan dua buah minuman yakni susu dan arak (Khamar). Namun Rasulullah memilih minuman susu. Jibril membenarkan apa yang dilakukan oleh Rasulullah, karena susu mengibaratkan fitrah manusia yang suci bersih.

8 ¤ Nabi Saw menjadi imam ketika shalat di Masjidil Aqsa dimana makmumnya adalah para malaikat dan nabi/rasul terdahulu. Hal ini seakan mengisyaratkan Rasulullah sebagai pemimpin para Nabi/Rasul secara keseluruhan. Nabi Saw dikenalkan dengan para Nabi/Rasul ketika Mi'raj ke langit. Beliau bertemu dengan Nabi/Rasul terdahulu. Hal ini menjadi semacam ajang perkenalan antara senior dan junior para kekasih Allah.

9 ¤ Nabi mendapat perintah langsung dari Allah berupa shalat 5 waktu setelah bolak balik (karena usul Nabi Musa as) dari 50 waktu menjadi 5 waktu. Namun pahalanya tetap sama.

10 ¤ Dan masih banyak kejadian ajaib lainya yang membuat takjub, dan semuanya adalah kejadian nyata. Bukan fiksi, bukan imajinasi. Dan kita akhiri hanya bisa berucap, "Subhanallah..."

¤ Di kutip dari Pondokhati.

Jumat, 02 Juli 2010

Keajaiban Isra dan Miraj

Allah Swt berfirman di dalam Alquran Surah Al-Israa' ayat 1 :

"Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Dari ayat tersebut tanpak jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. Untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat Jibril as (makhluk berdimensi 9) beserta malaikat lainya sebagai pemandu perjalanan suci tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan Rasulullah Saw dimaksudkan untuk mempermudah perjalanan melintasi ruang waktu.

Selain Jibril as dan kawan-kawan, dihadirkan juga kendaraan khusus bernama Buraq, makhluk berbadan cahaya dari alam malakut. Nama Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat. Perjalanan dari kota Makkah ke Palestina berkendaraan Buraq tersebut ditempuh dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilo meter per detik.

Pertayaan mendasar adalah bagaimanakah perjalanan dengan kecepatan cahaya itu dilakukan oleh badan Rasulullah Saw yang terbuat dari materi padat? Untuk malaikat dan Buraq tidak ada masalah karena badan mereka terbuat dari cahaya juga. Seandainya badan bermateri padat seperti tubuh kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya, bisa diduga apa yang akan terjadi. Badan kita mungkin akan terserai berai karena ikatan antar molekul dan atom bisa terlepas.

Jawaban yang paling mungkin untuk pertayaan itu adalah tubuh Rasulullah Saw diubah susunan materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi?

Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Multiexperiment Viewer) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.

Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

Nah, kalau dihitung jarak Mekkah - Palestina sekitar 1500 km ditempuh dengan kecepatan cahaya, maka dibutuhkan waktu sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi.

Sesampainya di Palestina tubuh Rasulullah Saw dikembalikan menjadi materi. Peristiwa ini mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori fisika kwantum. Dari Palestina dilanjutkan dengan perjalanan antar dimensi ke Sidratul Muntaha, yakni dari langit dunia (langit pertama) ke langit kedua, ketiga sampai dengan langit ketujuh dan berakhir di Sidratul Muntaha.

Yang perlu dipahami adalah perjalanan antar dimensi bukanlah perjalanan berjarak jauh atau pengembaraan angkasa luar, melainkan perjalanan menembus batas dimensi. Karena walaupun tubuh Rasulullah diubagn menjadi cahaya seperti perjalanan dari Mekkah ke Palestina, tidak akan selesai menempuh perjalanan di langit pertama saja. Bukankah untuk menempuh diameter alam semesta diperlukan 30 miliar tahun dengan menggunakan kecepatan cahaya.
Jadi bagaimana caranya?

Seperti telah disebutkan di atas dalam penjelasan posisi antar dimensi bahwa posisi langit kedua dengan langit pertama dianalogikan seperti sebuah ruangan berdimensi 2. Makhluk bayangan berdimensi 2 di tembok tidak bisa memasuki ruangan dimensi 3, kecuali ada bantuan dari makhluk berdimensi lebih tinggi, minimal dari makhluk berdimensi 3, yakni balok. Caranya si balok menempelkan salah satu sisinya ke tembok dan makhluk bayangan menempelkan diri ke sisi balok dan mengikutinya, makhluk bayangan bisa memasuki ruang berdimensi 3 dan meninggalkan wilayah berdimensi 2, yakni dinding tembok.

Begitulah kira-kira analogi bagaimana Rasulullah Saw melakukan perjalanan antar dimensi. Dengan kehendak Allah Swt, Jibril membawa Rasulullah Saw melakukan perjalanan dari langit pertama hingga langit ketujuh lalu ke Sidratul Muntaha. Perjalanan ini bukan perjalanan jauh seperti telah disebutkan tadi. Kejadian itu terjadi di tempat Rasulullah Saw terakhir duduk shalat di Masjidil Aqsa Palestina, karena ruang berdimensi 4, 5 dan seterusnya itu persis berada di sebelah kita, hanya kita tidak melihatnya dan tidak bisa mencapainya.

Wajar saja perjalanan Isra Miraj Rasulullah dari Mekkah ke Palestina dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan ke Sidratul Muntaha hanya terjadi dalam semalam. Bayangkan dalam zaman ketika sains dan teknologi belum seperti sekarang, seorang Abu Bakar Ash Shiddiq Ra. Sahabat yang suci bisa beriman dan menerima kebenaran cerita Rasulullah Saw tanpa sanggahan.

Begitu dekatnya jarak alam dunia (langit pertama) dengan alam akhirat (langit ketujuh) yang sangat dekat sudah digambarkan oleh hadist dari Jabir bin Abdullah. Ketika itu Rasulullah Saw didatangi oleh lelaki berwajah bersih dan berbaju putih (yang ternyata adalah malaikat Jibril as yang memasuki dimensi alam manusia) :

Bertanya orang itu lagi (yakni Jibril as), "Berapakah jaraknya dunia dengan akhirat ?" Bersabda Rasulullah SAW, "Hanya sekejap mata saja."

Wallahua'lam

¤ Dikutip dari bloq Anwariansyah.
¤ Sumber tulisan : Buku Serial Diskusi Tasawwuf Modern "Terpesona di Sidratul Muntaha" oleh Agus Mustofa.