Minggu, 07 November 2010

Malaikat
(Beriman Kepada Malaikat)

Beriman kepada Malaikat adalah masalah aqidah yang kedua setelah beriman kepada Allah. Pengetahuan kita tentang malaikat hanya semata-mata berdasarkan Al-Qur'an dan keterangan-keterangan Nabi. Para Malaikat termasuk persoalan alam gaib, tidak bersifat materiil. Kita wajib beriman kepada para Malaikat oleh karena Al-Qur'an dan Nabi memerintahkan, sebagaimana wajibnya beriman kepada Allah dan para Nabi-Nya.

Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.

Keimanan kepada Malaikat mengandung 4 unsur, yaitu:

:: Pertama: Mengimani adanya mereka.

Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para Malaikat. Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah hanya sebuah kata yang bermakna konotasi yang berarti kebaikan atau semacamnya. Allah Ta'ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam firman-Nya yang artinya: " Sebenarnya (Malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya." (Surah Al-Anbiyaa' 26-27)

:: Kedua: Mengimani nama-nama Malaikat yang telah kita ketahui, sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara global.

Di antara dalil yang menujukkan banyaknya bilangan Malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta'ala adalah sebuah hadist shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadist tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan ka'bah di bumi, setiap hari ada 70 ribu Malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi." (HR. Bukhari & Muslim)

:: Ketiga: Mengimani sifat-sifat Malaikat yang kita ketahui.

Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata mempunyai 600 sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari).

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah melihat Malaikat Jibril dan bentuk aslinya yang mempunyai 600 sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang mengetahui keindahannya."
(Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadist ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad hadis ini shahih)

Dalam hadist di atas disebutkan bahwa Malaikat memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril 'alaihissalamm yang mempunyai 600 sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dapat melihat 600 sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya?

Padahal satu sayap saja dapat menutup ufuk? Kita jawab: "Selagi hadist tersebut shahih dan para ulama menshahikan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran."

Allah ta'ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki Malaikat memiliki jumlah bilangan yang berbeda-beda.

"Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Faathir 1)

Sifat Malaikat yang lain adalah terkadang Malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan. Demikian juga dengan para Malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim dan Luth 'alaihissalaam' mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanallahu wa Ta'ala.

:: Keempat: Mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka.

Kita mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka yang mereka tunaikan berdasarkan perintah Allah Ta'ala, seperti bertasbih (mensucikan Allah) dan beribadah kepada-Nya tanpa kenal lelah dan tanpa pernah berhenti. Di antara para Malaikat, ada yang memiliki tugas khusus, misalnya:

1. Jibril 'alaihissalam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya 'alaihimussalaam.

2. Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.

3. Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.

4. Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan bahwa Malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta'ala yang artinya: "Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu." (QS. As-Sajdah 11).

5. Yang ditugasi menjaga amal perbuatan hamba dan mencatatnya, perbuatan yang baik maupun yang buruk, mereka adalah para Malaikat pencatat yang mulia. Adapun penamaan Malaikat Raqib dan 'Atid juga tidak memiliki dasar dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka kita menamakan Malaikat sesuai dengan apa yang telah Allah namakan bagi mereka.

6. Yang ditugasi menjaga hamba pada waktu bermukim atau berpergian, waktu tidur atau ketika jaga dan pada semua keadaanya, mereka adalah Al-Mu'aqqibat.

7. Para Malaikat penjaga syurga. Ridwan merupakan pemimpin para Malaikat di syurga (apabila hadist tentang hal itu memang sah, ed).

8. Sembilan belas Malaikat yang merupakan pemimpin para Malaikat penjaga neraka dan pemukanya adalah Malaikat Malik.

9. Para Malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta'ala mengutus seorang Malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya.

10. Para Malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya. Ketika itu, dua Malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya.

Masih banyak lagi tugas-tugas Malaikat yang telah ditentukan Allah kepadanya, yang samasekali tidak bersangkut-paut dengan urusan materi dan perihal hidup dan kehidupan insani di dunia.

Gerak Cepatnya Malaikat

Malaikat dinyatakan sebagai makhluk Tuhan yang kuat, memiliki sayap-sayap yang banyak, sehingga dengan demikian memungkinkan mereka untuk melakukan gerakan yang paling cepat. Dalam Qur'an ada sebuah simbol kecepatan yang digambarkan mengenai daya-gerak malaikat, yaitu kecepatan sehari bagi Malaikat sama dengan 50.000 tahun lamanya, di dunia ini.

"Membumbung Malaikat dan Ar-Ruh menuju Allah dalam satu hari yang ukuran lamanya adalah sama dengan limahpuluh ribu tahun" (Al-Ma'arij 4).

Menurut ilmu pengetahuan manusia kini, bahwa di jagat raya, cahaya adalah ukuran kecepatan mutlak, mempunyai kecepatan 300.000 kilo-meter per seconde. Melihat betapa luasnya jagat raya dan tugas-tugas malaikat dari mengurus alam semesta dan menyampaikan perintah-perintah Tuhan kepada makluk-Nya, maka pastilah bahwa dengan kudrat dan iradat Allah, Malaikat mempunyai kekuatan dan kecepatan yang luarbiasa.

Sebagai suatu illustrasi dalam menggambarkan alam raya dan kecepatan Malaikat, bahwa yang diperlukan oleh cahaya matahari untuk sampai ke bumi hanya 8 (delapan) menit. Akan tetapi di luar sistem matahari kita, terdapat bermilyun-milyun bintang berpijar yang juga sesungguhnya adalah matahari-matahari juga. Menurut astronomi, bintang yang paling dekat dengan bumi yaitu bintang Alpha Centauri. Jarak bintang tersebut dengan bumi "empat tahun perjalanan cahaya", atau 4x365x24x60x60x300.000 km = +-40 bilyun kilo-meter (duabelas nol di belakang angka 40). Di dalam cerah bintang itu dapat terlihat di wajah langit biru.

Selain itu, masih ribuan bintang yang terlihat di malam hari yang jauhnya ratusan ribu "tahun cahaya" dari bumi. Bahkan konon masih ada cahaya bintang-bintang yang sampai kini cahayanya belum lagi tiba di bumi, sejak diciptakannya alam semesta ini. Sebagaimana pula adanya bintang-bintang yang telah padam pada ratusan tahun yang lalu, tapi cahayanya masih juga nampak. Demikianlah gambaran luasnya jagat raya yang telah diciptakan Tuhan. Betapa pula besar kekuasaan Allah? Allahu Akbar! Allah Maha Agung!

Sebab itu dapatlah diperkirakan bahwa betapa besar kecepatan Malaikat dimana mereka bertugas melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Kecepatan pasti melebihi berlipat-lipat kali daripada kecepatan cahaya. Prof. Dr.Hazairin SH., telah meluangkan waktunya untuk mencoba menghitung-hitung jarak dan luas jagat raya serta kecepatan Malaikat, beliau berkata bahwa Malaikat itu lebih dari 17 kali lebih cepat dari cahaya.

Dengan demikian, dapat pula dimengerti perjalanan Isra' -Mi'raj Nabi Muhammad saw. pada suatu malam, bersama-sama dengan Malaikat Jibril dari bumi ke Sidratul Muntaha pulang-pergi hanya dalam beberapa saat saja, kurang lebih 3/4 malam.
Subhanallah..

Kesalahan-Kesalahan

Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat. Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran - na'udzu billahi min dzalik -. oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Berapa kesalahan yang ada adalah:

1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, "Dan mereka menetapkan bagi Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai." (QS. An-Nahl 57).

2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-Qur'an, akan jelas ditemukan bahwa malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta'ala. Allah ta'ala berfirman: "Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud." (QS. Al-A'raaf 206)

3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta'ala dalam Al-Qur'an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Raqib dan 'Atid.

4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya.

Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah dengan makhluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan pekerjaanya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan -na'udzubillah mindzalik-.

Buah Keimanan Kepada Malaikat.

Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang agung dalam kehidupan setiap mukmin, di antaranya dapat kita sebutkan:

1. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemulian seorang mukmin kepada Allah, dimana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberi-Nya sayap-sayap.

2. Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta'ala. Karena barangsiapa beriman bahwa para Malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

3. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada ribuan Malaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.

4. Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia menjadikan sebagian dari para Malaikat sebagai penjaga mereka.

5. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia akan semakin rajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.

Demikianlah sedikit ilmu yang dapat kami sampaikan kepada saudariku. Semoga antunna sekalian menemukan jawaban atas pertayaan tentang Malaikat yang selama ini mungkin menjadi ganjalan dalam benak antunna. Semoga setelah membaca dan merenungkan tentang hakikat Malaikat, iman kita menjadi bertambah dan supaya lebih tertanam dalam hati kita, bahwa manusia tidak akan dibiarkan saja tanpa pertanggungjawaban, karena ada Malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan kita yang kelak kita akan ditanyai tentangnya... Wallahu a'lam.


Maraji':

¤ Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Darul Haq.
¤ Syarah Ushul Atsalatsah. Syaikh Fauzan.
¤ Syarh Tsalatsatul Ushul. Syaikh Muhammad ibn Sholih Al 'Utsaimin.
¤ Penjelasan kitab Kasyfu Syubhat oleh Ustadz Marwan (catatan kajian).

*** dikutip dari
:: Artikel www.muslimah.or.id.
:: Dienul Islam. drs. Nasruddin razak.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar: