Minggu, 07 November 2010

Makkah Sebagai Pusat Bumi & 
Pusat Waktu Dunia

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Makkah adlh pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah diteliti melalui sebuah penelitian ilmiah. Ketika Neil Amstrong utk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet bumi, dia berkata: "Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yg mengantungnya?."

Para astronot telah menemukan bahwa planet bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mreka mengumumkan di Internet tp sayang 21 hari website raib. Setelah melakukan penelitian, ternyata radiasi tsb berpusat di kota Makkah, tepatnya berasal dari Ka'bah. Yang mengejutkan adalah radiasi trsebt bersifat infinite (Tak berujung), hal ini terbuktikan ketika mrka mengambil foto planet mars, radiasi trsbt masih berlanjut terus.

Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka'Bah di planet Bumi dg Ka'bah di alam akhirat.


Penemuan ilmiah membuktikan bahwa Makkah Adlh Pusat Dari Planet Bumi. Fakta ini memperkuat kebenaran ilmiah dan ruhiah Islam, sekaligus menjadi dasar kuat penerapan jam Makkah sebagai acuan waktu dunia, menggantikan Greenwich yang penuh kontroversi.

Jama'ah haji mulai kembali kenegaranya masing-masing. Sekian lama mereka harus meninggalkan negeri masing-masing. Kini telah tuntas mreka mengusaikan manasik, atau ritual ibadah haji diberbagai tempat yang ada di Makkah dan sekitarnya. Dalam beberapa hari dibulan Dzulhijjah itu, mereka diberi kemuliaan oleh Allah untuk menjadi tamun-Nya, mengunjungi rumah-Nya, kiblat kaum muslimin diseluruh dunia.

¤ Makkah Pusat Bumi

Allah telah menjadikan Makkah sebagai tempat suci, bahkan dipilih-Nya sebagai tempat bagi baitullah (Rumah Allah), sekaligus sebagai tempat diutusnya nabi dan rasul terkhir Nabi Muhammad saw. keistimewaan ini memunculkan pertanyaan, mengapa Makkah?
Tentu, hal itu rahasia Allah. Namun, dari kajian yang dilakukan ilmuan muslim, terungkap fakta mengejutkan tentang keistimewaan kota Makkah, bila ditilik dari sudut ilmu geografi (ilmu bumi) dan geologi (ilmu tanah. Sekelompok ilmuan yang dipimpin oleh Dr. Husain Kamaluddin, seorang dosen ilmu ukur bumi, telah membuktikan bahwa makkah adalah pusat bumi.

Pada mulanya, penelitian itu bertujuan untuk menemukan suatu cara yang bisa membantu seorang muslim untuk memastikan lokasi kiblat, dari tempat manapun di dunia.

"Kami katakan di dalam bumi, bukan di atas bumi, karena atmosfir mengikuti planet bumi. Dengan demikian manusia selalu berada di dalam bumi, kecuali bila ia terbang ke luar angkasa," tutur Dr. Husain mengawali penjelasan ilmiahnya.
Namun di tengah risetnya, pria ini seperti menemukan DURIAN RUNTUH. Betapa tidak, ia berhasil mengungkap fakta yang seharusnya dapat memecahkan polemik ratusan tahun tentang pusat planet bumi. Bersama timnya, ilmuan Mesir ini mendapati Makkah sebagai pusat bagi seluruh benua yang ada di bumi.

Pada mulanya ia menggambar peta bumi untuk memastikan arah kiblat dari berbagai tempat. Setelah menggambar benua-benua berdasarkan jarak setiap tempat yang ada di keenam benua serta lokasinya dari kota Makkah al-Mukarrahmah ia memulai menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Pada penelitian pertama ini, ia sudah menemukan fakta bahwa Makkah adalah pusat bumi, karena kota suci tersebut menjadi titik pusat garis-garis itu!

Dr. Husain yang saat itu menjadi Kepala Bagian Ilmuan Ukur Bumi di Universitas Riyadh Saudi Arabia, kemudian membuat garis-garis benua dan segala perinciannya untuk kepentingan risetnya. Pekerjaanya terbantu oleh program-program komputer untuk menemukan jarak-jarak valid dan variasi-variasi berbeda, serta banyak hal lainya. Ia kagum terhadap apa yang ia temukan, bahwa Makkah memang benar-benar pusat bumi. Ia berhasil membuat lingkaran detail dengan Makkah sebagai pusatnya. Garis-garis luar lingkaran itu berada diluar benua-benua, sedangkan keliling garisnya berputar bersama garis luar benua-benua itu. Dalam riset ini, Dr. Husain bersama timnya berhasil menemukan salah satu hikmah ilahiah: mengapa Makkah al-Mukarrahmah dipilih sebagai tempat bagi baitullah!

Majalah al- 'Arabi, edisi 237, agustus 1970, Foto-foto satelit, studi-studi fotografi dan kajian lapisan bumi serta geografi yang muncul kemudian pada tahun 90an, menekankan hasil yang sama dengan penemuan Dr. Husain di tahun 70-an itu. Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang bergerak secara teratur disekitar lempengan arab. Lempengan-lempengan ini terus-menerus memusat kearah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah yang menghasilkan teori itu memang dilaksanakan untuk tujuan berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Namun studi yang diterbitkan di dalam banyak majalah sains di Barat itu, dengan sendirinya turut menegaskan bahwa pusat planet bumi adalah kota suci umat Islam, Makkah al-Mukarramah.
Subhanallah!!

Kebenaran ilmiah itu menjadi pembuktian firman Allah berikut ini:

"Dan ini (Alqur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) di sekelilingnya." (Surah al-An'am 92)

Dalam ayat lain, yakni pada Surah Asy-syura ayat 7.

Allah juga menyebut Makkah dengan Ummul Qura, dan negeri-negeri lain dengan "negeri-negeri disekelilingnya". Mengapa Allah menyebut Makkah sebagai Ummul Qura (induk kota-kota)? Mengapa Allah menyebut daerah-daerah selain Makkah dengan kalimat "negeri-negeri disekelilingnya"? Di pastikan melalui berbagai penemuan mutakhir di abad ini bahwa hal itu terkait dengan pusat bumi dan hal-hal yang mengelilingnya.

Kata "Ummul Qura'" berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota disekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, sementara yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata Ummu (Ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam. Sebagaimana seorang Ibu yang menjadi sumber keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain.

Selain itu, kata "ibu" memberi Makkah keunggulan diatas semua kota lain. Karena Makkah juga disebut Bakkah, tempat dimana umat Islam melaksanakan haji itu, terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan.

Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (Samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar dan membentuk "bukit". Bukti inilah yang kemudian menjadi tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka'bah (Kiblat).

Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran ini.

Adakah Hadist Nabi yang menunjukkan fakta mengejutkan ini? Jawabannya adalah "Ya!"

Nabi bersabda, "Ka'bah itu seperti tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas."

Menjadi tempat yang Pertama diciptakan menambah sisi spiritual tempat tersebut. Allah telah memuliakan Makkah saat Dia menjadikanya sebagai pusat ibadah umat Islam, terutama ibadah haji. Allah juga berkehendak menjadikan rumah yang digunakan untuk menyembah-Nya terletak di Makkah, sebagai kota tujuan umat muslim dalam haji dan umrah.

Makkah berada di tengah bumi, sejalan dengan makna firman Allah dalam Surah al-Baqarah:

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil." (Surah Al-Baqarah 143).

Kata "adil" pada ayat di atas diterjemahkan dari kata wasath, yang dalam bahasa arab berarti "tengah-tengah."

Bagi yang mempercayai mujizat angka dalam Alquran akan menemukan fakta bahwa ayat yang menegaskan tentang tengah-tenganya umat Islam ini terdapat pada ayat 143, dan itulah tengah-tengahnya surah Al-Baqarah yang memiliki 286 ayat. Maha Besar Allah..!

¤ Greenwich atau Makkah

Sejumlah pakar Islam dibidang geologi dan ilmu syariah mulai mengkampanyekan persamaan waktu dunia dengan merujuk waktu Makkah Al-Mukarramah. Hal tersebut dimaksudkan untuk menganti persamaan waktu Greenwich (GMT) yang selama ini digunakan banyak penduduk dunia.

Menurut sejumlah kajian ilmiah, Makkah lah yang seharusnya menjadi pusat bumi. Persoalan tersebut muncul dalam Konferensi Ilmiah bertajuk "Makkah Sebagai Pusat Bumi, Antara Teori Dan Praktek".

Konferensi yang diselenggarakan di ibukota Qatar, Duha pada tahun ini (2009) menyimpulkan tentang acuan waktu Islam berdasarkan kajian ilmiah yakni Makkah. Konferensi juga menyeru pada umat Islam agar mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk pada Greenwich.

Konferensi juga dihadiri oleh Syaikh Dr. Yusuf al khiradawih, dan juga sejumlah pakar geologi Mesir seperti Dr. Zaghlul Najjar , dosen ilmu bumi di Wales University di Inggris, serta Ir. Yaseen Shahab, seorang sainstis yang melopori jam Makkah.
Dr. Khiradawih dalam kesempatan itu menyampaikan dukungannya agar umat Islam dan juga dunia menggunakan acuan waktu Makkah sebagai acuan waktu yang sejati, karena Makkah adalah pusat bumi.

"Kami menyambut kajian ilmiah dengan hasil yang menegaskan kemuliaan kiblat umat Islam. Meneguhkan lagi teori bahwa Makkah merupakan pusat bumi adalah sama dengan penegasan jati diri keislaman dan menopang kemuliaan umat Islam atas agama, umat dan beradaban," jelas Qadhawi yang juga ketua Asosiasi Ulama Islam Internasional itu. Terkait Makkah sebagai pusat bumi Dr. Zaghlul Najjar mengamini penelitian saintifik yang dilakukan oleh Dr. Husain Kamaluddin di atas, bahwa ternyata Makkah Mukarramah memang menjadi pusat bumi.

Hasil penelitiannya yang dipublikasikan oleh The Egyptian Scholars of The Sun and Space Research Center yang berpusat di Kairo itu, melukiskan peta dunia baru, yang dapat menunjukkan arah Makkah dari kota-kota lain di dunia. Dengan menggunakan perkiraan matematik dan kaidah yang disebut "spherical triangel". Dr. Husain menyimpulkan kedudukan Makkah betul-betul berada ditengah-tengah dataran bumi. Sekaligus membuktikan bahwa bumi ini berkembang dari Makkah.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri berada di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat. Sekaligus akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat ekade lalu tentang rujukan waktu dunia. Kini menjadi keharusan bagi umat dan media Islam untuk terus mengkampayekan kebenaran ini.

¤ Abraj Al-Bait.

Dibangunnya jam raksasa di kota Makkah akan menjadi acuan waktu umat Muslim di Dunia dan memudarkan dominasi Jam Big Ben di London yang lebih dikenal dengan GMT.

Greenwich Mean Time atau lebih dikenal dengan GMT ditantang oleh sebuah jam raksasa baru yang dibangun di Makkah. Jam tersebut ditempatkan di atas Makkah Royal Clock di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.

Walau belum selesai 100 persen, jam raksasa sudah berfungsi tepat di hari pertama bulan puasa Jam akan berjalan berdasarkan Standar Waktu Arabia (AST).

Para ulama Islam percaya kota Makkah adalah pusat bumi dikarenakan kota suci itu merupakan 'zona nol magnet' sehingga orang yang tinggal di Makkah akan terhindar dari gravitasi bumi, ia akan lebih sehat, mendapatkan energi baru dan hidup lebih lama.

Dengan dibangunnya jam ini diharapkan 1.5 Milyar warga Muslim dunia akan mengacu waktunya dari kota Makkah. Jam raksasa ini merupakan Menara tertinggi kedua di dunia (557 M) setelah Menara Dubai (828 M). Makkah memang luar biasa, bukan saja karena di tanah Arab itulah Bumi Para Nabi, tapi disanalah berada ka'bah kiblat bagi umat Muslim.
Bahkan, kawasan Masjidil Haram semakin tua justru semakin cantik. Tempat ibadah yang nyaman, sementara bercgai hotel berbintang berdiri megah mencakar langit. Terbaru, secgai mana dilansir kartor berita Associated (AP), kemarin negara yang didirikan Abdul Azis As-sa?ud itu resmikan mengoprasionalkan jam dinding terbesar di dunia. Ingat bagaimana kemegahan jam raksasa dipusat London Big Ben? Inilah tandingannya. Jam raksasa dengan empat sisi itu terpancang dipucuk sebuah tower setinggi 600M atau setara 1970 kaki. Bangunan ini bahkan menjadi bangunan tertinggi nomer dua di dunia setelah menara Dubai Burj Khalifa di Uni Emirat Arab.

Jam yang lebih dari satu abad diakui sebagai pusat waktu dunia atau Greenwitch Mean Time (GMT) itu, tertandingi dengan jam di Makkah tersebut. Telegraph, melaporkan, jan tersebut ditempatkan di atas Makkah Royal Clock Tower yang mendominasi kota suci Islam itu. Ini adalah jantung dari sebuah kompleks luas yang didanai pemerintah Arab Saudi, di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.

Dari penampilan memang menara Jam raksasa itu menyaru menara st stephen tempat untuk lonceng Big Ben dan Empire State Building. Menara jam saudi itu memang bertujuan untuk mengalahkan saingannya di Inggris tersebut dalam segala segi.

¤ Makkah Pusat dari Lapisan-Lapisan Langit.

Ada beberapa ayat dan Hadist Nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, "Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan." (ar-Rahman 33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata 'qutr' yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadist dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadist yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat ka'bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi).

Nabi bersabda, "Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit".

¤ Thawaf di sekitar Makkah

Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar ka'bah, maka ia memulainya dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Melekul-melekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri kekanan berlawanan dengan arah jarum jam.

Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekelilingnya matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.

Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.


¤ Dikutip dari
http://april67.blogspot.com.

¤ Sumber dari
http://unikboss.blogspot.com/2010/10/makkah-sebagai-pusat-bumi-pusat-waktu.html.

Tidak ada komentar: