Sabtu, 03 Juli 2010

Isra Mi'raj : Sebuah Kisah Futuristik 1


Bayangkan sejenak temans, jika anda hidup dalam dunia lampau. Tanpa kecanggihan teknologi. Tidak ada motor, mobil apalagi pesawat terbang. Tidak ada juga pesawat ulak alik super canggih yang akan membawa anda menjelajah ruang angkasa. Semuanya tidak ada. Hanya kendaraan berupa unta atau kuda satu-satunya
kendaraan yang akan membawa anda bepergian dekat maupun jauh. Dan jika perjalanan itu sangat jauh, tentu saja perjalanan itu dilakukan dalam rentang yang lama. Coba bayangkan sejenak anda hidup di masa itu.

Lalu, tiba-tiba ada seseorang yang tiba-tiba datang kepada anda dan bercerita bahwa dirinya telah melakukan perjalanan ribuan kilometer hanya dalam waktu semalam. Yang lebih mengherankannya lagi, orang tersebut mengaku telah menjelajah langit alam semesta, pun dalam waktu yang relatif singkat. Apa pendapat anda? Apakah anda percaya dengan cerita orang tersebut ?

Mungkin sebagian dari kita akan berkata, "Hanya orang gila yang bisa berkata seperti itu". Atau ada yang ngomong "Mimpi kali yeee... (artinya cuma bisa dilakukan dalam mimpi). Hehehe.. Jangan ketawa dulu. Itulah sebagian jawaban yang juga dilontarkan orang-orang Quraisy ketika Rasulullah Saw berkisah tentang perjalanan malamnya yang kemudian dikenal dengan Isra Mi'raj. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab ketika Rasulullah berusia 51 tahun.


Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam Al Qur'an Surat Al Israa ayat 1. Dalam ilmu tafsir Al Qur'an, sebuah surat yang dimulai dengan kata-kata "Subhanallah" (Maha Suci Allah) biasanya peristiwa tersebut bukan peristiwa yang biasa-biasa saja, tetapi merupakan peristiwa yang sungguh sangat luar biasa banget deh. Hehe.. Maka tidaklah mengherankan, begitu banyak ulama yang mencoba menafsirkan kisah Isra Mi'raj ini sebagai sebuah kisah yang sangat mengagumkan. Meskipun peristiwa ini terjadi sudah lebih dari 14 abad yang lalu, tetapi sesungguhnya kisah ini mengisyaratkan kejadian-kejadian yang akan datang atau bisa disebut Futuristik. Jauh sebelum orang melakukan perjalanan ruang angkasa, Rasulullah pernah melakukan hal ini, bahkan lebih dahsyat lagi, mencapai langit tertinggi, Sidratul Muntaha bahkan sampai Mustawa untuk bertemu dengan Allah. Sampai-sampai, malaikaj Jibril yang mengantar pun tidak sanggup untuk menemani beliau menghadap Allah.

Banyak hal-hal aneh bin ajaib bin ganjil atau apapun namanya itu yang terjadi dalam peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah ini. Dan hal ini sungguh sangat susah sekali dicerna dengan akal manusia, apalagi waktu itu ada fasilitas modern seperti sekarang ini. Maka jawaban pada orang Quraisy adalah sebenarnya jawaban alamiah seorang manusai.


Oleh karena itulah, Isra Mi'raj merupakan sebuah ujian keimanan seorang Muslim apakah menyakini atau tidak peristiwa ini. Percaya bukan berarti harus tahu, tetapi percaya karena kita memang benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena begitu banyak rahasia Allah yang kadang kala sulit dicerna oleh akal manusia seperti kisah Isra Mi'raj Rasulullah ini. Dan sesungguhlah tepat, ketika Abu Bakar bergelar As Shiddiq, yang membenarkan kisah yang diceritakan Rasulullah, ditengah goyahnya keimanan akibat perjalanan spiritual yang dilakukan nabi.


Isra Mi'raj memiliki beberapa tujuan penting diantaranya adalah sebagai hiburan bagi Rasulullah yang kala itu ditinggal wafat oleh istri (Khadijah binti Khuwailid) dan pamanya (Abi Thalib bin Abdul Muthollib), dua sosok penompang islam kala itu. Peristiwa ini juga sekaligus sebagai ajang pengangkatan Rasulullah sebagai pemimpin Nabi/Rasul terdahulu (menjadi imam shalat di Masjidil Aqsa), ajang memperkenalkan diri dengan para Nabi /Rasul senior, untuk memperoleh mandat /perintah langsung beruga shalat lima waktu bagi ummatnya sekaligus untuk memperlihatkan tanda-tanda bukti kebesaran Allah Swt.

¤ Di kutip dari Pondokhati.

Tidak ada komentar: