Senin, 25 Februari 2013

Menjadi Wanita Paling Bahagia


http://sphotos-b.xx.fbcdn.net/hphotos-snc7/424508_285632664839997_113680648_n.jpg

~*♥* Menjadi Wanita Paling Bahagia *♥*~

Bahagia karena berhijab. Sesungguhnya dalam gerahku saat berhijab ada perlindungan. Betapa aku akan terjaga, karena tubuhku bak mutiara. Semakin mahal mutiara, adalah yang tak pernah tersentuh dan terbayang dalam keruh kotornya benak. Dan kuingin menjadi mutiara yang paling mahal. Walau aku harus sendiri dengan ketentramanku, di dasar samudra luas. Dan aku ingin tersucikan, dari godaan dan fitnah yang merupakan aromaku. Maha Suci Allah dengan firman-Nya,

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang yang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Karena yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”. (Qs. Al-Ahzab: 53)

“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih aku takuti, melainkan fitnah yang diterima lelaki karena wanita.” (H.R. Bukhari)

Bahagia karena harus di rumah. Sebagian kaumku berkata,”Begitu nikmat bebas kupergi, kemana kusuka tiada terlarang.” Amboi, jika mereka tahu. Betapa mereka tatkala mereka berdandan dan kemudian keluar rumah, semakin kusam dan pudar kecantikannya. Aus, dan kemudian usang bagaikan barang bekas yang dicampakkan. Karena kecantikan lahir dan batin itu akan luntur, sebanding dengan semakin seringnya seorang wanita keluar rumah, dan semakin biasanya wajahnya dipandang para lelaki.

“…dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyah yang dulu. Dan dirikanlah salat, tunaikan zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya…” (Qs. Al-Ahzab: 33-34)

Bahagia bersuamikan suami yang shalih. Wanita yang shalihah, di lingkungan yang shalih, niscaya ia akan berbahagia dengan izin Allah, karena akan mendapatkan suami yang shalih pula.Bukankah aku dan orang tuaku tiada boleh menolak lelaki shalih yang datang meminangku? Nabi s.a.w telah bersabda yang artinya,

“Jika ada seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang meminang putrimu, maka nikahkanlah. Jika tidak, niscaya akan terjadi kerusakan yang meluas di bumi ini.” (H.R. Tirmidzi)

Dan Allah telah pula melindungiku bila memang aku berusaha shalihah. Bahagia karena tidak pergaulan yang baik. Betapa Islam telah melindungiku, dari tindakan semena-mena.
Bahagia dengan harta kepemilikan. Dan tiada seorang pun yang boleh merampasnya dariku, tanpa kerelaan dan ketulusanku.

Bahagia karena dibanggakan. Karena aku adalah seorang guru, guru bagi anak-anakku nanti. Sebagaimana untaian syair, seorang ibu laksana madrasah. Seorang ibu laksana taman yang indah.

Bahagia karena membahagiakan suamiku nanti Adalah sebuah nilai tersendiri, dimana kebahagiaan suamiku adalah pintu surgaku.

Tetap bahagia dibalik derita. Saat kelemahan dan godaan penderitaan menggelayut rasa, maka jiwaku pun tetap tersenyum. Ketika angin dan badai menerpa, cahaya imanku tetap bersinar. Dan bila badai itu memang kuanggap ada, kuyakin ia pasti berlalu.

Bahagia dengan bertaubat. Bukankah setiap manusia pasti berbuat salah? Sungguh, air mataku pasti tiada kan cukup, bila Allah tak mengampuni hamba-Nya yang berbuat dosa. Dan pintu taubat masih selalu terbuka, selama hayat dikandung badan. Walau aku kan tetap menangis, khawatir dosaku tiada terampun.
wallahu a'lam bish showab...
 


^ukhti azka cahaya^


Copas FB "Ketika Cinta Memanggil"

Tidak ada komentar: