Rabu, 09 Februari 2011

Mengapa Harus Vi Di ?

BIASANYA BULAN FEBRUARI SANGAT DINANTI OLEH KALANGAN REMAJA BAHKAN YANG SUDAH BERUMAH TANGGA SEKALIPUN.. Ada apa?

¤ Suasana sudah kelihatan ketika awal memasuki bulan februari. Media massa, mal-mal, hotel, pusat hiburan berlomba menarik perhatian remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari.

Hari itu adalah tanggal 14 Februari yang biasa disebut dengan Valentine's Day, hari kasih sayang. Banyak cara mereka lakukan untuk menumpahkan kebahagiaan pada hari yang mereka sebut kasih sayang dari sekedar memberikan kartu ucapan hingga pesta seks, bertukar pasangan dan lebih mengerikan lagi barter antara suami dan istri atau barter pacar. Naudzubillahi min dzalik.

Perayaan Valentine's Day sebelum diadopsi oleh Kristen Katolik merupakan upacara pesucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Menurut "The World Book Encyclopedia" vol 20 (1993), dua hari pertama dipersembahkan untuk dewi cinta Juno Februata. Pada hari tersebut para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yg namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma seperti disebutkan dalam "The Encyclopedia Britannica" vol 12 sub judul CRISTIANITY, mereka mengadopsi acara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain menganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus dan Pastor. Diantara pendukungnya adalah Kaisar Constantine dan Paus Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada tahun 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno tersebut menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine's yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari.

Ada dua versi tentang siapa St Valentine's itu. Versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Sedangkan versi kedua, menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun diam-diam St. Valentine melanggarnya sehingga ia ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.

¤ Anehnya tradisi Romawi Kuno yang diadopsi oleh Kristen Katolik menjadi tren dikalangan remaja Islam yang secara nyata tradisi tersebut berasal dari panganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan kasih sayang dalam arti yang sebenarnya. Sayangnya kalangan remaja Islam hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya.

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggumgjawabnya" (al-Isra':36)

Memang keinginan untuk ikut-ikutan ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi'ar dan kebiasaan.

" Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut " (HR.at-Tirmidzi)

Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine, maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian, ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim al-Jauziyah ra. berkata dalam kitab Ahkam Ahli adz-Dzimmah, memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin ra. ketika ditanya tentang Valentine's Day menuturkan bahwa, merayakan hari Valentine itu tidak boleh karena ;
1. Ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam.
2. Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan yang sangat bertentangan dengan petunjuk 'shalafusshalih'.

Ada beberapa dampak buruk mengikuti Valentine's Day diantaranya ; ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam, memperbanyak jumlah mereka, mendukung atau mengikuti agama mereka, bahkan menjerumuskan dalam perbuatan zina.

Mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah swt. berfirman ;

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim (al-Maidah: 51)

Atau pada surat al-Mujadilah ayat 22, "Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasulnya."

Berkasih sayang sesama muslim memang harus kita lakukan tetapi kasih sayang dalam bingkai syari'at Islam. Memberi hadiah sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta ritual agama lain dan gaya hidup Barat akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka. 'Wallahua'lam' (Ummu Tsabit)


¤ Sumber : Tim Pustaka Al-Sofwa