Minggu, 07 November 2010

NABI ADAM A.S.
Permulaan Para Nabi dan Rasul

¤ NABI ADAM AS. Permulaan Para Nabi dan Rasul


Setelah Allah swt. menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya, laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah swt. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya, mengelola kekayaan yang terpendam dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

¤ Kekhuatiran Para Malaikat

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah swt. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu, mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu, disebabkan kecualian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah swt. :

"Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedangkan makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, niscaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu :

"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku. Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepadanya, bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah stw. melarang hamc-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."

Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah swt. dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur hitam yang berbentuk. Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna.

¤ Iblis Membangkang

Iblis membangkan dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lainya, yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendamnya di dalamnya.

Iblis merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam, karena ia diciptakan dari unsur api, sedang Adam dari tanah dan lumpur. Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis : "Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab: "Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia. Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."

Karena kesombongan, kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kiamat. Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan, tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai penyebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat, dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk membujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat, mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang, menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal shaleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu: "Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka. Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau mengunakan segala kepandainmu menghasut dan memfitnah."

¤ Pengetahuan Adam Tentang Nama Nama Benda

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:

"cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu, jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebì mengerti dari Adam."

Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka. Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:

"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka:

"Bukankah Aku telah katakan padamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

¤ Adam Penghuni Syurga

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepianya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan.

Menurut cerita para ulama Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga, ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya. Ia ditanya malaikat: "Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam: "Seorang perempuan." Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya. "Siapa namanya?" tanya malaikat lagi. "Hawa", jawab Adam. "Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?", tanya malaikat lagi.
Adam menjawab: "Untuk mendampingiku, memberi kebahagiaan bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam: "Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga, rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat didalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nafsumu. Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar, dahaga ataupun letih selama kamu berada didalamnya.

Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahwa iblis itu adalah musuhmu dan musuh istrimu, ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

¤ Iblis Mulai Beraksi

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya. Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasehat dan mengekalkan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahwa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka. Ia membisikan kepada mereka bahwa larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal. Diulang-ulang bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya. Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidaklah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidaklah Aku telah ingatkan kamu bahwa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."

Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sadarlah ia bahwa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahwa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar. Seraya menyesal berkatalah mereka:

"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis. Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

¤ Adam dan Hawa Diturunkan ke Bumi

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun beracun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu. Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahwa ridha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya. Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah swt. yang telah menentukan dalam takdir-Nya bahwa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolahnya, akan dikuasai kepada manusia keturan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.

Berfirmanlah Allah kepada mereka: "Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disana sampai waktu yang ditentukan."

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali. Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fanah ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya. Umat yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganiaya dan tindak-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya kejalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

¤ Kisah Adam Dalam Al-Quran

Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah diantaranya surah Al_Baqarah ayat 30 hingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 hingga 25.

¤ Pelajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam

Bahwasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdapat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahwa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertaya-taya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.

Bahwasanya manusia walaupun ia dikaruniakan kecerdasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap menpunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf. Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifa -sifat manusia yang lemah itu.

Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahwasanya seorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sadar akan kesalahan dan bertaubat tidak akan melakukan kembali. Rahmat Allah dan maghfirah- Nya dapat mencangkup segala dosa yang diperbuat oleh hamba Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesadaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.

Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan. Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari kiamat karena kesombongannya dan kebanggaanya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah swt.

:: Dikutip dari http://makeiteasy123.blogspot.com

Kisah Asal-usul Hajar Aswad

Ketika Nabi Ibrahim as. bersama anaknya membina kaabah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya kaabah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim as. bersama Nabi Ismail berupaya keras untuk menyelesaikan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.

Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah. Nabi Ibrahim berkata kepada Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail as. pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismaik as. sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril as. memberikan sebuah batu yang cantik.

Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim as. bertaya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (jibril)

Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail as. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah.

Siapa saja yang bertawaf di Kaabah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan lambaian tangan saja.

Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan do'a.

Bagi yang ada kelapangan, berdo'alah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyekutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.

Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andai aku tidak melihat Rasulullah SAW. menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."

10 Pesan
ALLAH SWT. Kepada NABI MUSA A.S

Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan kepada sanadnya dari Jabir bin Abdillah ra. berkata Rasulullah SAW bersabda : "Allah SWT. telah memberikan kepada Nabi Musa bin Imran as. dalam alwaah 10 bab :

:: Wahai Musa jangan menyekutukan Aku dengan suatu apa pun bahwa Aku telah memutuskan bahwa api neraka akan menyambar muka orang-orang musyrikin.

:: Taatlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu nescaya Aku peliharamu dari sebarang bahaya dan akan Aku lanjutkan umurmu dan Aku hidupkan kamu dengan penghidupan yang baik.

:: Jangan sekali-kali membunuh jiwa yang Aku haramkan kecuali dengan hak nescaya akan menjadi sempit bagimu dunia yang luas dan langit dengan semua penjurunya dan akan kembali engkau dengan murka-Ku ke dalam api neraka.

:: Jangan sekali-kali sumpah dengan nama-Ku dalam dusta atau durhaka sebab Aku tidak akan membersihkan orang yang tidak mensucikan Aku dan tidak mengagung-agungkan nama-Ku.

:: Jangan hasud dengki dan irihati terhadap apa yang Aku berikan kepada orang-orang, sebab penghasut itu musuh nikmat-Ku, menolak kehendak-Ku, membenci kepada pembahagian yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku dan sesiapa yang tidak meninggalkan perbuatan tersebut, maka bukan daripada-Ku.

:: Jangan menjadi saksi terhadap apa yang tidak engkau ketahui dengan benar-benar dan engkau ingati dengan akalmu dan perasaanmu sebab Aku menuntut saksi-saksi itu dengan teliti atas persaksian mereka.

:: Jangan mencuri dan jangan berzina istri jiran tetanggamu sebab nescaya Aku tutup wajah-Ku daripadamu dan Aku tutup pintu-pintu langit daripadanya.

:: Jangan menyembelih korban untuk selain dari-Ku sebab Aku tidak menerima korban kecuali yang disebut nama-Ku dan ikhlas untuk-Ku.

:: Cintailah terhadap sesama manusia sebagaimana yang engkau suka terhadap dirimu sendiri.

:: Jadikan hari sabtu itu hari untuk beribadat kepada-Ku dan hiburkan anak keluargamu. Kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda lagi : "Sesungguhnya Allah S.W.T. menjadikan hari sabtu itu hari raya untuk Nabi Musa as. dan Allah S.W.T. memilih hari Jum'at sebagai hari raya untukku."

Pusaka Ibrahim

Menurut Prof. Dr.Mahmud Syaltut dalam kitabnya 'Islam Aqiedah wa Syari'ah'

Bahwa Haji itu adalah bentuk penyembahan manusia sejak zaman purba, sebelum masa Islam. Ia berarti penziarahan ke tempat-tempat tertentu sebagai suatu penyembahan dan penyucian pada Tuhan sesembahannya. Begitulah praktek-praktek dari berbagai bangsa purba seperti orang-orang Mesir kuno, Yunani kuno, jepang kuno dan sebagainya. Keadaan mana berlangsung terus sampai Allah swt. mengutus Nabi Ibrahim as. dan memerintahkannya membangun Ka'bah di Mekah untuk tujuan penyatuan sistem haji manusia, dimana padanya dilakukan tawaf dan menyebut-nyebut asma Allah.

Firman Allah swt:

"Dan ingatlah, ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "JanjiKu ini tidak mengenai orang yang zhalim".

"Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman, dan jadikanlah sebagai maqam Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumahKu untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo'a: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian." Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan yang sementara, kemudian Aku paksa ia jalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah beserta Ismail (seraya berdo'a): "Ya Tuhanku, terimalah daripada kami (amalan kami) sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua: orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami ummat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

"Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

Ka'bah yang telah ditetapkan menjadi kiblat manusia dibangun oleh Nabi Ibrahim as. bererta putranya Nabi Ismail as. dan dibantu oleh para Malaikat. Ka'bah dinamai demikian karena bangunannya yang persegi-empat itu. Dalam bahasa Arab Muka'ab artinya persegi empat.

Bangunan Ka'bah ini pada Zaman Nabi Ibrahim as. berukuran tinggi 9 hasta, lebar bagian selatan 20 hasta, bagian utara 22 hasta, panjang sebelah timur 32 hasta, dan panjang di sebelah barat 31 hasta. Ka'bah sebagaimana bangunan-bangunan lainya di Mekah selalu mengalami kerusakan, ia pun telah beberapa kali mengalami perbaikan-perbaikan, baik sebelum maupun sesudah Zaman Nabi Muhammad saw.

Sejak zaman Nabi Ibrahim seluruh bangsa Arab telah menjadikan Ka'bah itu sebagai kiblat dan tempat haji mereka. Ibadah haji, mereka lakukan sesuai dengan tuntunan Nabi Ibrahim atas perintah Allah swt. Hanya saja karena perjalanan masa yang cukup lama, dari masa Ibrahim as. ke masa Muhammad saw., manusia telah merubah sistem ibadah haji Ibrahim as. yang berdasar tauhid. Manusia kemudian merubahnya, mencampur-adukkan haji dengan syirik. Mereka membuat patung-patung sembahan yang kemudian diletakkan di Ka'bah, lalu mereka sembah, mohon syafaat dan pertolongannya. Mereka tidak lagi menyembah Tuhan.

Diutusnya Muhammad saw. mengandung arti yang sangat penting dalam sejarah. Beliau bertugas memperbaiki dan meluruskan kembali aqidah dan ibadah manusia yang telah menyimpang jauh, juga menyempurnakan sistim ibadah haji itu warisan Ibrahim as. Kebangkitan beliau sebagai Rasul/Nabi akhir zaman, adalah pula karena do'a Ibrahim as. yang maqbul.

Do'a itu termaktub dalam Surah Al-Baqarah ayat 129:

"Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

Sebab itu Muhammad saw. Menjadi mujaddid (reformer) besar bertugas meluruskan, memperbaiki dan memurnikan aqidah dan ibadah manusia. Syariah agama Ibrahim as. disempurnakannya, khususnya yang menyangkut ibadah haji. Haji sebagai bentuk ibadah manusia-purba lalu Tuhan mengutus Nabi Ibrahim as. membangun Ka'bah menjadi Kiblat manusia dengan suatu sistem haji berdasar tauhid, sebagai penyatuan ibadah manusia.

Kemudian Muhammad saw. mengambil oper ibadah haji itu, dimurnikan dan disempurnakannya. Enam tahun sesudah hijrah ke Madinah barulah Allah swt. meresmikannya haji itu menjadi syari'ah Nabi Muhammad saw.

Makkah Sebagai Pusat Bumi & 
Pusat Waktu Dunia

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Makkah adlh pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah diteliti melalui sebuah penelitian ilmiah. Ketika Neil Amstrong utk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet bumi, dia berkata: "Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yg mengantungnya?."

Para astronot telah menemukan bahwa planet bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mreka mengumumkan di Internet tp sayang 21 hari website raib. Setelah melakukan penelitian, ternyata radiasi tsb berpusat di kota Makkah, tepatnya berasal dari Ka'bah. Yang mengejutkan adalah radiasi trsebt bersifat infinite (Tak berujung), hal ini terbuktikan ketika mrka mengambil foto planet mars, radiasi trsbt masih berlanjut terus.

Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka'Bah di planet Bumi dg Ka'bah di alam akhirat.


Penemuan ilmiah membuktikan bahwa Makkah Adlh Pusat Dari Planet Bumi. Fakta ini memperkuat kebenaran ilmiah dan ruhiah Islam, sekaligus menjadi dasar kuat penerapan jam Makkah sebagai acuan waktu dunia, menggantikan Greenwich yang penuh kontroversi.

Jama'ah haji mulai kembali kenegaranya masing-masing. Sekian lama mereka harus meninggalkan negeri masing-masing. Kini telah tuntas mreka mengusaikan manasik, atau ritual ibadah haji diberbagai tempat yang ada di Makkah dan sekitarnya. Dalam beberapa hari dibulan Dzulhijjah itu, mereka diberi kemuliaan oleh Allah untuk menjadi tamun-Nya, mengunjungi rumah-Nya, kiblat kaum muslimin diseluruh dunia.

¤ Makkah Pusat Bumi

Allah telah menjadikan Makkah sebagai tempat suci, bahkan dipilih-Nya sebagai tempat bagi baitullah (Rumah Allah), sekaligus sebagai tempat diutusnya nabi dan rasul terkhir Nabi Muhammad saw. keistimewaan ini memunculkan pertanyaan, mengapa Makkah?
Tentu, hal itu rahasia Allah. Namun, dari kajian yang dilakukan ilmuan muslim, terungkap fakta mengejutkan tentang keistimewaan kota Makkah, bila ditilik dari sudut ilmu geografi (ilmu bumi) dan geologi (ilmu tanah. Sekelompok ilmuan yang dipimpin oleh Dr. Husain Kamaluddin, seorang dosen ilmu ukur bumi, telah membuktikan bahwa makkah adalah pusat bumi.

Pada mulanya, penelitian itu bertujuan untuk menemukan suatu cara yang bisa membantu seorang muslim untuk memastikan lokasi kiblat, dari tempat manapun di dunia.

"Kami katakan di dalam bumi, bukan di atas bumi, karena atmosfir mengikuti planet bumi. Dengan demikian manusia selalu berada di dalam bumi, kecuali bila ia terbang ke luar angkasa," tutur Dr. Husain mengawali penjelasan ilmiahnya.
Namun di tengah risetnya, pria ini seperti menemukan DURIAN RUNTUH. Betapa tidak, ia berhasil mengungkap fakta yang seharusnya dapat memecahkan polemik ratusan tahun tentang pusat planet bumi. Bersama timnya, ilmuan Mesir ini mendapati Makkah sebagai pusat bagi seluruh benua yang ada di bumi.

Pada mulanya ia menggambar peta bumi untuk memastikan arah kiblat dari berbagai tempat. Setelah menggambar benua-benua berdasarkan jarak setiap tempat yang ada di keenam benua serta lokasinya dari kota Makkah al-Mukarrahmah ia memulai menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Pada penelitian pertama ini, ia sudah menemukan fakta bahwa Makkah adalah pusat bumi, karena kota suci tersebut menjadi titik pusat garis-garis itu!

Dr. Husain yang saat itu menjadi Kepala Bagian Ilmuan Ukur Bumi di Universitas Riyadh Saudi Arabia, kemudian membuat garis-garis benua dan segala perinciannya untuk kepentingan risetnya. Pekerjaanya terbantu oleh program-program komputer untuk menemukan jarak-jarak valid dan variasi-variasi berbeda, serta banyak hal lainya. Ia kagum terhadap apa yang ia temukan, bahwa Makkah memang benar-benar pusat bumi. Ia berhasil membuat lingkaran detail dengan Makkah sebagai pusatnya. Garis-garis luar lingkaran itu berada diluar benua-benua, sedangkan keliling garisnya berputar bersama garis luar benua-benua itu. Dalam riset ini, Dr. Husain bersama timnya berhasil menemukan salah satu hikmah ilahiah: mengapa Makkah al-Mukarrahmah dipilih sebagai tempat bagi baitullah!

Majalah al- 'Arabi, edisi 237, agustus 1970, Foto-foto satelit, studi-studi fotografi dan kajian lapisan bumi serta geografi yang muncul kemudian pada tahun 90an, menekankan hasil yang sama dengan penemuan Dr. Husain di tahun 70-an itu. Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang bergerak secara teratur disekitar lempengan arab. Lempengan-lempengan ini terus-menerus memusat kearah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah yang menghasilkan teori itu memang dilaksanakan untuk tujuan berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Namun studi yang diterbitkan di dalam banyak majalah sains di Barat itu, dengan sendirinya turut menegaskan bahwa pusat planet bumi adalah kota suci umat Islam, Makkah al-Mukarramah.
Subhanallah!!

Kebenaran ilmiah itu menjadi pembuktian firman Allah berikut ini:

"Dan ini (Alqur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) di sekelilingnya." (Surah al-An'am 92)

Dalam ayat lain, yakni pada Surah Asy-syura ayat 7.

Allah juga menyebut Makkah dengan Ummul Qura, dan negeri-negeri lain dengan "negeri-negeri disekelilingnya". Mengapa Allah menyebut Makkah sebagai Ummul Qura (induk kota-kota)? Mengapa Allah menyebut daerah-daerah selain Makkah dengan kalimat "negeri-negeri disekelilingnya"? Di pastikan melalui berbagai penemuan mutakhir di abad ini bahwa hal itu terkait dengan pusat bumi dan hal-hal yang mengelilingnya.

Kata "Ummul Qura'" berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota disekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, sementara yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata Ummu (Ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam. Sebagaimana seorang Ibu yang menjadi sumber keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain.

Selain itu, kata "ibu" memberi Makkah keunggulan diatas semua kota lain. Karena Makkah juga disebut Bakkah, tempat dimana umat Islam melaksanakan haji itu, terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan.

Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (Samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar dan membentuk "bukit". Bukti inilah yang kemudian menjadi tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka'bah (Kiblat).

Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran ini.

Adakah Hadist Nabi yang menunjukkan fakta mengejutkan ini? Jawabannya adalah "Ya!"

Nabi bersabda, "Ka'bah itu seperti tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas."

Menjadi tempat yang Pertama diciptakan menambah sisi spiritual tempat tersebut. Allah telah memuliakan Makkah saat Dia menjadikanya sebagai pusat ibadah umat Islam, terutama ibadah haji. Allah juga berkehendak menjadikan rumah yang digunakan untuk menyembah-Nya terletak di Makkah, sebagai kota tujuan umat muslim dalam haji dan umrah.

Makkah berada di tengah bumi, sejalan dengan makna firman Allah dalam Surah al-Baqarah:

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil." (Surah Al-Baqarah 143).

Kata "adil" pada ayat di atas diterjemahkan dari kata wasath, yang dalam bahasa arab berarti "tengah-tengah."

Bagi yang mempercayai mujizat angka dalam Alquran akan menemukan fakta bahwa ayat yang menegaskan tentang tengah-tenganya umat Islam ini terdapat pada ayat 143, dan itulah tengah-tengahnya surah Al-Baqarah yang memiliki 286 ayat. Maha Besar Allah..!

¤ Greenwich atau Makkah

Sejumlah pakar Islam dibidang geologi dan ilmu syariah mulai mengkampanyekan persamaan waktu dunia dengan merujuk waktu Makkah Al-Mukarramah. Hal tersebut dimaksudkan untuk menganti persamaan waktu Greenwich (GMT) yang selama ini digunakan banyak penduduk dunia.

Menurut sejumlah kajian ilmiah, Makkah lah yang seharusnya menjadi pusat bumi. Persoalan tersebut muncul dalam Konferensi Ilmiah bertajuk "Makkah Sebagai Pusat Bumi, Antara Teori Dan Praktek".

Konferensi yang diselenggarakan di ibukota Qatar, Duha pada tahun ini (2009) menyimpulkan tentang acuan waktu Islam berdasarkan kajian ilmiah yakni Makkah. Konferensi juga menyeru pada umat Islam agar mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk pada Greenwich.

Konferensi juga dihadiri oleh Syaikh Dr. Yusuf al khiradawih, dan juga sejumlah pakar geologi Mesir seperti Dr. Zaghlul Najjar , dosen ilmu bumi di Wales University di Inggris, serta Ir. Yaseen Shahab, seorang sainstis yang melopori jam Makkah.
Dr. Khiradawih dalam kesempatan itu menyampaikan dukungannya agar umat Islam dan juga dunia menggunakan acuan waktu Makkah sebagai acuan waktu yang sejati, karena Makkah adalah pusat bumi.

"Kami menyambut kajian ilmiah dengan hasil yang menegaskan kemuliaan kiblat umat Islam. Meneguhkan lagi teori bahwa Makkah merupakan pusat bumi adalah sama dengan penegasan jati diri keislaman dan menopang kemuliaan umat Islam atas agama, umat dan beradaban," jelas Qadhawi yang juga ketua Asosiasi Ulama Islam Internasional itu. Terkait Makkah sebagai pusat bumi Dr. Zaghlul Najjar mengamini penelitian saintifik yang dilakukan oleh Dr. Husain Kamaluddin di atas, bahwa ternyata Makkah Mukarramah memang menjadi pusat bumi.

Hasil penelitiannya yang dipublikasikan oleh The Egyptian Scholars of The Sun and Space Research Center yang berpusat di Kairo itu, melukiskan peta dunia baru, yang dapat menunjukkan arah Makkah dari kota-kota lain di dunia. Dengan menggunakan perkiraan matematik dan kaidah yang disebut "spherical triangel". Dr. Husain menyimpulkan kedudukan Makkah betul-betul berada ditengah-tengah dataran bumi. Sekaligus membuktikan bahwa bumi ini berkembang dari Makkah.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri berada di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat. Sekaligus akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat ekade lalu tentang rujukan waktu dunia. Kini menjadi keharusan bagi umat dan media Islam untuk terus mengkampayekan kebenaran ini.

¤ Abraj Al-Bait.

Dibangunnya jam raksasa di kota Makkah akan menjadi acuan waktu umat Muslim di Dunia dan memudarkan dominasi Jam Big Ben di London yang lebih dikenal dengan GMT.

Greenwich Mean Time atau lebih dikenal dengan GMT ditantang oleh sebuah jam raksasa baru yang dibangun di Makkah. Jam tersebut ditempatkan di atas Makkah Royal Clock di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.

Walau belum selesai 100 persen, jam raksasa sudah berfungsi tepat di hari pertama bulan puasa Jam akan berjalan berdasarkan Standar Waktu Arabia (AST).

Para ulama Islam percaya kota Makkah adalah pusat bumi dikarenakan kota suci itu merupakan 'zona nol magnet' sehingga orang yang tinggal di Makkah akan terhindar dari gravitasi bumi, ia akan lebih sehat, mendapatkan energi baru dan hidup lebih lama.

Dengan dibangunnya jam ini diharapkan 1.5 Milyar warga Muslim dunia akan mengacu waktunya dari kota Makkah. Jam raksasa ini merupakan Menara tertinggi kedua di dunia (557 M) setelah Menara Dubai (828 M). Makkah memang luar biasa, bukan saja karena di tanah Arab itulah Bumi Para Nabi, tapi disanalah berada ka'bah kiblat bagi umat Muslim.
Bahkan, kawasan Masjidil Haram semakin tua justru semakin cantik. Tempat ibadah yang nyaman, sementara bercgai hotel berbintang berdiri megah mencakar langit. Terbaru, secgai mana dilansir kartor berita Associated (AP), kemarin negara yang didirikan Abdul Azis As-sa?ud itu resmikan mengoprasionalkan jam dinding terbesar di dunia. Ingat bagaimana kemegahan jam raksasa dipusat London Big Ben? Inilah tandingannya. Jam raksasa dengan empat sisi itu terpancang dipucuk sebuah tower setinggi 600M atau setara 1970 kaki. Bangunan ini bahkan menjadi bangunan tertinggi nomer dua di dunia setelah menara Dubai Burj Khalifa di Uni Emirat Arab.

Jam yang lebih dari satu abad diakui sebagai pusat waktu dunia atau Greenwitch Mean Time (GMT) itu, tertandingi dengan jam di Makkah tersebut. Telegraph, melaporkan, jan tersebut ditempatkan di atas Makkah Royal Clock Tower yang mendominasi kota suci Islam itu. Ini adalah jantung dari sebuah kompleks luas yang didanai pemerintah Arab Saudi, di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.

Dari penampilan memang menara Jam raksasa itu menyaru menara st stephen tempat untuk lonceng Big Ben dan Empire State Building. Menara jam saudi itu memang bertujuan untuk mengalahkan saingannya di Inggris tersebut dalam segala segi.

¤ Makkah Pusat dari Lapisan-Lapisan Langit.

Ada beberapa ayat dan Hadist Nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, "Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan." (ar-Rahman 33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata 'qutr' yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadist dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadist yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat ka'bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi).

Nabi bersabda, "Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit".

¤ Thawaf di sekitar Makkah

Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar ka'bah, maka ia memulainya dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Melekul-melekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri kekanan berlawanan dengan arah jarum jam.

Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekelilingnya matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.

Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.


¤ Dikutip dari
http://april67.blogspot.com.

¤ Sumber dari
http://unikboss.blogspot.com/2010/10/makkah-sebagai-pusat-bumi-pusat-waktu.html.

Malaikat
(Beriman Kepada Malaikat)

Beriman kepada Malaikat adalah masalah aqidah yang kedua setelah beriman kepada Allah. Pengetahuan kita tentang malaikat hanya semata-mata berdasarkan Al-Qur'an dan keterangan-keterangan Nabi. Para Malaikat termasuk persoalan alam gaib, tidak bersifat materiil. Kita wajib beriman kepada para Malaikat oleh karena Al-Qur'an dan Nabi memerintahkan, sebagaimana wajibnya beriman kepada Allah dan para Nabi-Nya.

Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.

Keimanan kepada Malaikat mengandung 4 unsur, yaitu:

:: Pertama: Mengimani adanya mereka.

Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para Malaikat. Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah hanya sebuah kata yang bermakna konotasi yang berarti kebaikan atau semacamnya. Allah Ta'ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam firman-Nya yang artinya: " Sebenarnya (Malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya." (Surah Al-Anbiyaa' 26-27)

:: Kedua: Mengimani nama-nama Malaikat yang telah kita ketahui, sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara global.

Di antara dalil yang menujukkan banyaknya bilangan Malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta'ala adalah sebuah hadist shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadist tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan ka'bah di bumi, setiap hari ada 70 ribu Malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi." (HR. Bukhari & Muslim)

:: Ketiga: Mengimani sifat-sifat Malaikat yang kita ketahui.

Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata mempunyai 600 sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari).

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah melihat Malaikat Jibril dan bentuk aslinya yang mempunyai 600 sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang mengetahui keindahannya."
(Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadist ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad hadis ini shahih)

Dalam hadist di atas disebutkan bahwa Malaikat memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril 'alaihissalamm yang mempunyai 600 sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dapat melihat 600 sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya?

Padahal satu sayap saja dapat menutup ufuk? Kita jawab: "Selagi hadist tersebut shahih dan para ulama menshahikan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran."

Allah ta'ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki Malaikat memiliki jumlah bilangan yang berbeda-beda.

"Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Faathir 1)

Sifat Malaikat yang lain adalah terkadang Malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan. Demikian juga dengan para Malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim dan Luth 'alaihissalaam' mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanallahu wa Ta'ala.

:: Keempat: Mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka.

Kita mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka yang mereka tunaikan berdasarkan perintah Allah Ta'ala, seperti bertasbih (mensucikan Allah) dan beribadah kepada-Nya tanpa kenal lelah dan tanpa pernah berhenti. Di antara para Malaikat, ada yang memiliki tugas khusus, misalnya:

1. Jibril 'alaihissalam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya 'alaihimussalaam.

2. Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.

3. Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.

4. Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan bahwa Malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta'ala yang artinya: "Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu." (QS. As-Sajdah 11).

5. Yang ditugasi menjaga amal perbuatan hamba dan mencatatnya, perbuatan yang baik maupun yang buruk, mereka adalah para Malaikat pencatat yang mulia. Adapun penamaan Malaikat Raqib dan 'Atid juga tidak memiliki dasar dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka kita menamakan Malaikat sesuai dengan apa yang telah Allah namakan bagi mereka.

6. Yang ditugasi menjaga hamba pada waktu bermukim atau berpergian, waktu tidur atau ketika jaga dan pada semua keadaanya, mereka adalah Al-Mu'aqqibat.

7. Para Malaikat penjaga syurga. Ridwan merupakan pemimpin para Malaikat di syurga (apabila hadist tentang hal itu memang sah, ed).

8. Sembilan belas Malaikat yang merupakan pemimpin para Malaikat penjaga neraka dan pemukanya adalah Malaikat Malik.

9. Para Malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta'ala mengutus seorang Malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya.

10. Para Malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya. Ketika itu, dua Malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya.

Masih banyak lagi tugas-tugas Malaikat yang telah ditentukan Allah kepadanya, yang samasekali tidak bersangkut-paut dengan urusan materi dan perihal hidup dan kehidupan insani di dunia.

Gerak Cepatnya Malaikat

Malaikat dinyatakan sebagai makhluk Tuhan yang kuat, memiliki sayap-sayap yang banyak, sehingga dengan demikian memungkinkan mereka untuk melakukan gerakan yang paling cepat. Dalam Qur'an ada sebuah simbol kecepatan yang digambarkan mengenai daya-gerak malaikat, yaitu kecepatan sehari bagi Malaikat sama dengan 50.000 tahun lamanya, di dunia ini.

"Membumbung Malaikat dan Ar-Ruh menuju Allah dalam satu hari yang ukuran lamanya adalah sama dengan limahpuluh ribu tahun" (Al-Ma'arij 4).

Menurut ilmu pengetahuan manusia kini, bahwa di jagat raya, cahaya adalah ukuran kecepatan mutlak, mempunyai kecepatan 300.000 kilo-meter per seconde. Melihat betapa luasnya jagat raya dan tugas-tugas malaikat dari mengurus alam semesta dan menyampaikan perintah-perintah Tuhan kepada makluk-Nya, maka pastilah bahwa dengan kudrat dan iradat Allah, Malaikat mempunyai kekuatan dan kecepatan yang luarbiasa.

Sebagai suatu illustrasi dalam menggambarkan alam raya dan kecepatan Malaikat, bahwa yang diperlukan oleh cahaya matahari untuk sampai ke bumi hanya 8 (delapan) menit. Akan tetapi di luar sistem matahari kita, terdapat bermilyun-milyun bintang berpijar yang juga sesungguhnya adalah matahari-matahari juga. Menurut astronomi, bintang yang paling dekat dengan bumi yaitu bintang Alpha Centauri. Jarak bintang tersebut dengan bumi "empat tahun perjalanan cahaya", atau 4x365x24x60x60x300.000 km = +-40 bilyun kilo-meter (duabelas nol di belakang angka 40). Di dalam cerah bintang itu dapat terlihat di wajah langit biru.

Selain itu, masih ribuan bintang yang terlihat di malam hari yang jauhnya ratusan ribu "tahun cahaya" dari bumi. Bahkan konon masih ada cahaya bintang-bintang yang sampai kini cahayanya belum lagi tiba di bumi, sejak diciptakannya alam semesta ini. Sebagaimana pula adanya bintang-bintang yang telah padam pada ratusan tahun yang lalu, tapi cahayanya masih juga nampak. Demikianlah gambaran luasnya jagat raya yang telah diciptakan Tuhan. Betapa pula besar kekuasaan Allah? Allahu Akbar! Allah Maha Agung!

Sebab itu dapatlah diperkirakan bahwa betapa besar kecepatan Malaikat dimana mereka bertugas melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Kecepatan pasti melebihi berlipat-lipat kali daripada kecepatan cahaya. Prof. Dr.Hazairin SH., telah meluangkan waktunya untuk mencoba menghitung-hitung jarak dan luas jagat raya serta kecepatan Malaikat, beliau berkata bahwa Malaikat itu lebih dari 17 kali lebih cepat dari cahaya.

Dengan demikian, dapat pula dimengerti perjalanan Isra' -Mi'raj Nabi Muhammad saw. pada suatu malam, bersama-sama dengan Malaikat Jibril dari bumi ke Sidratul Muntaha pulang-pergi hanya dalam beberapa saat saja, kurang lebih 3/4 malam.
Subhanallah..

Kesalahan-Kesalahan

Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat. Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran - na'udzu billahi min dzalik -. oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Berapa kesalahan yang ada adalah:

1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, "Dan mereka menetapkan bagi Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai." (QS. An-Nahl 57).

2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-Qur'an, akan jelas ditemukan bahwa malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta'ala. Allah ta'ala berfirman: "Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud." (QS. Al-A'raaf 206)

3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta'ala dalam Al-Qur'an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Raqib dan 'Atid.

4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya.

Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah dengan makhluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan pekerjaanya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan -na'udzubillah mindzalik-.

Buah Keimanan Kepada Malaikat.

Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang agung dalam kehidupan setiap mukmin, di antaranya dapat kita sebutkan:

1. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemulian seorang mukmin kepada Allah, dimana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberi-Nya sayap-sayap.

2. Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta'ala. Karena barangsiapa beriman bahwa para Malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

3. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada ribuan Malaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.

4. Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia menjadikan sebagian dari para Malaikat sebagai penjaga mereka.

5. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia akan semakin rajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.

Demikianlah sedikit ilmu yang dapat kami sampaikan kepada saudariku. Semoga antunna sekalian menemukan jawaban atas pertayaan tentang Malaikat yang selama ini mungkin menjadi ganjalan dalam benak antunna. Semoga setelah membaca dan merenungkan tentang hakikat Malaikat, iman kita menjadi bertambah dan supaya lebih tertanam dalam hati kita, bahwa manusia tidak akan dibiarkan saja tanpa pertanggungjawaban, karena ada Malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan kita yang kelak kita akan ditanyai tentangnya... Wallahu a'lam.


Maraji':

¤ Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Darul Haq.
¤ Syarah Ushul Atsalatsah. Syaikh Fauzan.
¤ Syarh Tsalatsatul Ushul. Syaikh Muhammad ibn Sholih Al 'Utsaimin.
¤ Penjelasan kitab Kasyfu Syubhat oleh Ustadz Marwan (catatan kajian).

*** dikutip dari
:: Artikel www.muslimah.or.id.
:: Dienul Islam. drs. Nasruddin razak.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Sejarah Ringkas Imam Madzhab Empat

¤ Imam Abu Hanifah.
Lengkapnya: Abu Hanifah Nu'man ibn Tsabit At-Taimi (80-150 H = 699-767 M), lahir dan bermukim di Kufah. Dalam zamannya beliau terkenal sebagai seorang sarjana dan maha-guru yang luas ilmu pengetahuannya terutama di bidang Hukum. Beliau hidup dalam dua dinasti, Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Tapi samasekali tidak turut aktif dalam gerakan politik. Gubenur Irak Yazid ibn Hubairah, zaman Khalifah Marwan ibn Muhammad dari dinasti Umayyah, akan mengangkat Abu Hanifah menjadi hakim, tetapi beliau tolak dengan tegas, sebab itu beliau disiksa. Hal yang sama pula ketika kerajaan Abbasiyah telah berdiri, Khalifah Al-Mansur memanggil beliau ke Bagdad dan kemudian akan diangkat menjadi hakim kerajaan, beliaupun menolak. Karena itu pula beliau harus dihukum dan disiksa.

Abu Hanifah telah mengabdikan hidupnya dalam studi Hukum Islam dan memberikan kuliah-kuliah kepada para mahasiswanya. Beliau meninggakan sebuah buku yang dinamai "Al-Fiqh al-Akbar". Karya beliau dapat dihargai dengan sesungguhnya karena beliaulah orang pertama yang mencoba mengkodifisir Hukum Islam dengan memakai qiyas sebagai dasarnya. Dalam menetapkan Hukum-hukum, Abu Hanifah menggunakan dasar-dasar : Qur'an, sunnah, pendapat-pendapat para sahabat, qiyas, istihsan dan tradisi masyarakat.

Beliau telah dianggap sebagai pembangun suatu Madzhab dimana mempunyai pengikut-pengikut yang tersebar di dunia, utamanya di Turki, Pakistan, Afganistan, Transyordania, Indo Cina, Cina dan Soviet Rusia.

¤ Imam Malik ibn Anas.
(95-179 H - 713-789 M), bediam dan hidup di Madinah. Beliau menuntut ilmu dikota itu, kemudian menjadi ulama besar yang berpengaruh luas. Imam Malik memiliki dua keistimewaan yang melebihi para ulama dalam zamannya, yaitu Spesialis dalam Ilmu Hadist dan memangku jabatan sebagai Mufti. Karyanya yang bernama "Al-Muwaththa", yaitu kumpulan Hadist-hadist yang disusunnya. Malik menduduki tempat yang penting dalam mengajarkan Hadist. Di samping itu beliau memberi fatwa dan mengajar Hukum-hukum berdasar hasil ijtihadnya sendiri.

Banyak mahasiswa bahkan ulama-ulama yang datang belajar kepadanya, termasuk Imam Syafi'i. Dalam menetapkan Hukum, beliaupun menggunakan qiyas walaupun dalam arti yang lebih sedikit daripada Abu Hanifah. Sebagaimana Abu Hanifah, beliau juga telah membentuk Madzhab Fiqhi. Pengikut -pengikutnya sudah barang tentu paling banyak di kota sendiri di Madinah. Sekarang ini pengikut-pengikutnya tersebar di Maroko, Al-Jazair, Tunis, Sudan, Kuwait dan Bahrain.

¤ Imam Asy-Syafi'i.
Lengkapnya, Muhammad ibn Idris Asy-Syafi'i (150-204 H = 757-820 M). Dilahirkan di Gaza dan meninggal di Kairo kuno.

Beliau punya hubungan silsilah kefamilian dengan Nabi, dari keturunan Muttalib ibnu Abdil Manaf, dilahirkan sebagai seorang yatim. Sejak kecil beliau tumbuh dan menuntut ilmu di Makah, bersama dengan ibunya dia hidup dalam keluarga miskin. Sejak usia yang masih sangat muda, dia telah menhapal Al-Quran lengkap 30 juz, terkenal sebagai seorang jenius, memiliki kecerdasan yang luar biasa. Pernah pula beliau belajar tentang Hadist pada Imam Malik di Madinah dan dalam waktu yang singkat Kitab Imam Malik yang bernama Al-Muwathatha itu terhapal semua.

Terhadap semua pengetahuan yang berhubungan dengan Quran, Sunnah, ucapan-ucapan para sahabat, sejarah serta pendapat-pendapat yang berlawanan daripada para ahli dan sebagainya. Diaduknya dengan sempurna dengan pengetahuannya dan mendalam tentang bahasa Arab yang dari gurun pasir itu, baik dalam ilmu bahasanya, nahwunya, sarafnya, dan sya'irnya. Iman Ahmad ibnu Hambal, dengan segenap kejujuran berkata: "Asy-Syafi'i bagi umat ini, ibarat matahari bagi bumi dan laksana kesehatan bagi tubuh ; siapa yang akan dapat mengantikannya?"

Di forum-forum diskusi, beliau termasuk seorang yang ulet dengan argumentasi-argumentasi yang sukar dipatahkan.

Asy-Syafi'i termasuk orang yang mujur hidupnya dalam bidang ilmiah. Beliau muncul setelahnya tersusun kodifikasi syari'ah menurut sistem-sistem yang teratur dalam bentuk yang rapi. Dengan demikian beliau mudah mempelajari buah-buah pikiran dari orang-orang terdahulu dan belajar langsung dari mahaguru-mahaguru terkemuka. Sebab itu beliau akhirnya dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi dalam bidang ilmiah, beliau telah mampu merumuskan suatu metode yang mempersatukan Quran, Sunnah, Ijma', dan Qiyas.

Berbeda dengan Abu Hanifah sebagai seorang ahli metode berfikir dan lebih menyutujui hal itu. Namun demikian beliau seorang yang luas pandangan, ilmu dan pengalaman. Beliau juga menguasai Fiqhi sarjana-sarjana dan ulama-ulama Hijaz dan Fiqhi sarjana-sarjana Irak. Sebat itu ketika Asy-Syafi'i muncul di Bagdad, maka ajarannya segera mendapat pengikut.

Asy-Asyafi'i mempunyai dua qaul (pendapat). Pertama, ketika beliau bermukim di bagdad, namanya Qaul Qadiem (pendapat kuno). Kedua, ketika beliau tinggal di Mesir, namanya Qaul Jadid (pendapat baru).

Tidak terhitung banyaknya ulama yang datang belajar pada beliau. Selama hayatnya beliau telah menulis sejumlah 113 buah kitab-kitab tentang Tafsir, Fiqhi, Kesusasteraan dan lain-lainya. Antara lain Kitab yang paling terkenal ialah Kitab "Al-Um". Para pengikutnya terdapat di :Indonesia, Malaysia, Palestina, Libanon, Mesir, Irak, Saudi Arabia, Yaman dan Hadramaut. Jumlah mereka sekarang lebih dari 125 juta jiwa.

¤ Imam Ahmad Ibn Hambal.
(164-241 H = 780-855 M). Madzhabnya bernama Madzhab Hambaly. Beliau terkenal ahli dalam Hadist, Fiqhi dan Theologi, dilahirkan di Bagdad. Waktu Asy-Syafi'i meninggalkan Bagdad, dia berkata: "Saya tidak meninggalkan di Bagdad orang yang lebih utama, alim dan lebih cerdas selain dari Ahmad ibn Hambal". Pertama kali beliau belajar pdan Imam Asy-Syafi'i, dan setelah cukup ilmu dan peralatannya lalu berijtihad, merintis suatu Madzhab tersendiri.

Seperti Imam-imam Madzhab yang terdahulu, banyak sebagai seorang yang teguh pendirian dan keras mempertahankannya. Waktu itu yang menyebabkan Khalifah Al-Makmun menyiksa dan menghukumnya, yaitu dalam hal perbedaan pendapat tentang qadim atau barunya Al-Quran. Menurut Al-Makmun, sebagaimana pendapat Mu'tazilah yang menjadi madzhab kerajaan waktu itu, bahwa Quran itu makhluk, sebab itu ia adalah baharu (huduts). Pendapat mana dipaksakan oleh Al-Mukmun, tetapi Imam Ahmad secara tegas dan konsekwen menolaknya.

Imam Ahmad banyak menulis buku-buku yang berharga. Nampaknya di antara sekian banyak ilmu pengetahuannya, beliau lebih terkemuka sebagai spesialis dalam Hadist. Beliau telah menyusun sebuah Musnad, yang mana karya itu di di dalamnya terkumpul Hadist-hadist yang tidak dikemukakan oleh ulama lainya. Buku tersebut berisi 40.000 buah Hadist. Para pengikut Imam Ahmad pada umumnya terdapat di Saudi Arabia, Libanon dan Syiria.

Wabillahil hidayah wa-taufieq.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com