Selasa, 31 Agustus 2010

Keberuntungan Lelaki

"Tiga hal keberuntungan lelaki yaitu: istri yang shalihah; kalau engkau lihat, menyenangkanmu; dan kalau engkau pergi, engkau merasa percaya bahwa ia dapat menjaga dirinya dan hartamu; kuda penurut lagi cepat larinya (kendaraan yang baik), yang dapat membawamu menyusul teman-temanmu; dan rumah besar (lapang) yang banyak didatangi tamu." (H.R. Ahmad. Hadits yang semakna dengan ini riwayat oleh Thabarani, Bazzar dan Hakim)

Ya, beristrikan wanita sholihah adalah salah satu keberuntungan lelaki. Yaitu wanita yang taat beragama sebagaimana keinginan dari lelaki mukmin yang disebutkan oleh Allah didalam Al Qur'an:

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Al Furqan :74)

Siapapun seorang lelaki bila menjadi suami akan menjadi senang hatinya bila melihat istrinya taat kepada Allah, rajin beribadah dan banyak mengingat Allah terutama bila telah mempunyai anak si istri tadi bisa mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang soleh dan bertakwa hingga merasa tentram hati sang suami mendapatkan istri dan anak-anak yang soleh dan senantiasa bertakwa kepada Allah.

Wanita solihah adalah penyejuk hati sang suami sebagaimana sabda Rasulullah saw:

"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi istri ini akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud no.1417, Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-jami'ush Shahih 3/57: "Hadist ini shahih di atas syarat Muslim.")

Berkata Al-Qadhi 'iyyadh rahimahullah: "Tatkala Nabi SAW. menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembiratkepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinya) karena ia akan selalu bersamamu. Bila engkau pandang menyenangkan. Engkau dapat bermusyawarah denganya dalam perkara yang dapat menbantumu dan ia akan menjaga rahasiamu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh anak-anakmu." ('Aunul Ma'bud, 5/57)

Ketika Umar Ibnul Khathathab kepada Rasulullah Shallahu'alaihi wa sallam: "Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

"Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat." (HR. Ibnu Majah no.1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no.1505)

Maka hendaklah para lelaki bersungguh-sungguh bertakwa kepada Allah dalam mengharapkan pendamping yang soleh, karena sesuai dengan firman Allah dalam surat An Nur :26 Allah telah menjanjikan Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)" (An Nur 26)

Dan para lelaki yang hendak menikah sebaiknya dia melihat apakah wanita yang akan dinikahinya mempunyai ketaatan kepada Allah karena bila dia menikah dengan wanita membangkang dan cinta terhadap dunia maka itu akan menjadi bumerang baginya. Islam tidak melarang seorang lelaki menikah wanita cantik atau wanita yang kaya namun hemaknya dia tetap memperhatikan agama si wanita karena dari rahim wanita inilah kelak anak-anaknya akan dilahirkan dan wanita inilah yang akan mendidik anaknya menjadi anak yang bertakwa atau tidak kepada Allah. Dan tentunya untuk memdapatkan wanita solehah lelaki juga harus mensolehkan dirinya sendiri.

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung." (HR. Al-Bukhari 5090 dan Muslim 1466)

Oleh karena itu bertakwalah dengan sepenuh hati kepada Allah wahai para lelaki karena dengan itu Allah akan membalas amal solihmu dengan diberikan istri yang solihah yang akan menyejukkan matamu. Menentramkan hatimu, pandai menjaga kehormatanmu, tulus mencintaimu karena ALLAH dan kelak menjadi bidadarimu dunia dan akhirat insyaALLAH. Karena semua ini tidaklah dijanjikan Allah kecuali bagi hamba-hambaNya yang bertakwa dan banyak berdzikir mengingatNya.


¤ dicopy dari BLOGSWEETBLOG oleh Wulandari Eka Prasetyati

Kecantikan wanita solihah (istri solihah)

¤ Subhanallah... Aku benar-benar mengagummi wanita solihah.. Semoga dengan membaca tulisan ini maka Allah mendengar keinginanku untuk mendapatkan istri yang solihah dan aku akan selalu membimbingnya nanti menjadi wanita solihah dunia akhirat yang di ridhoi Allah 'azza wa jalla.

¤ Adalah kebahagiaan seorang laki-laki ketika Allah menganugrahkannya seorang istri yang apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang. Kepenatan selama di luar rumah terkikis ketika memandang wajah istri yang tercinta. Kesenangan di luar tak menjadikan suami merasa jengah di rumah. Sebab surga ada di rumahnya ; Baiti Jannati (rumahku surgaku).

Kebahagiaan ini lahir dari istri yang apabila suami memandangnya, membuat suami bertambah kuat jalinan perasaannya. Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Lalu apakah yang ada pada diri seorang istri, sehingga ketika suami memandangnya semakin besar rasa sayangnya? Konon, seorang laki-laki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang laki-laki jika ia memiliki istri yang berwajah memikat. Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua hal. Pertama, bantahan berupa fakta-fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi,tdan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan : bunuh diri.

Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat. Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!

Bantahan kedua, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Seorang wanita dinikahi karena empat hal ; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung." (HR. Bukhari Muslim)

Hadist di atas sebagai penguat bahwa kesejukan ketika memandang sehingga perasaan suami semakin sayang, letaknya bukan pada keelokan rupa secara zhahir. Ada yang bersifat bathiniyyah.

Dengan demikian wahai saudaraku muslimah, tidak mesti kita harus mempercantik diri dengan alat kosmetik atau dengan menggunakan gaun-gaun aduhai yang akhirnya akan membawa kita pada sikap berlebihan pada hal yang halal bahkan menyebabkan kita menjadi lalai dan meninggalkan segala yang bermanfaat dalam perkara-perkara akhirat, wal 'iyadzubillah. Namun tidak berarti kita meninggalkan perawatan diri dengan menjaga fitrah manusia, dengan menjaga kebersihan, kesegaran dan keharuman tubuh yang akhirnya melalaikan diri dalam menjaga hak suami. Ada yang lebih berarti dari semua itu,ada yang lebih penting untuk kita lakukan demi mendapatkan cinta suami.

Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri seorang wanita adalah sesuatu pengaruh yang terbit dari dalad jiwa dengan segala kemuliaannya dan mempunyai harga diri, dapat menjaga diri, suci, bersih, dan membuat kehidupan lebih tinggi di atas egonya.

Untuk itulah saudaraku muslimah... Tuangkanlah db dalam dada dan hatimu dengan cinta dan kasih sayang serta tanamkanlah kemuliaan wanita muslimah seperti jiwamu yang penuh dengan kebaikan, perhatian serta kelembutan. Bukankah kita telah melihat contoh-contoh yang gemilang dari pribadi-pribadi yang kuat dari para shahabiyyah radiyallahu 'anhunna...?

Jangan engkau penuhi dirimu dengan ahlak yang selalu sedih dan gelisah, banyak pengaduan dan keluh kesah dan selalu mengancam, karena hal tersebut akan menggelapkan hatimu. Seperti kuatnya para shahabiyyah dalam menghadapi kehidupan yang keras dan betapa kuatnya wanita-wanita yang lembut itu mempertahankan agamanya...

Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama. Yaitu sifat-sifat dan budi pekerti yang diajarkan Islam, yang diawali dengan sifat keimanan. Sebagaimana firman Allah, "Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan." (QS. Al-Hujaraat 7)

Apabila keimanan telah benar-benar terpatri dalam hati, maka akan tumbuhlah sifat-sifat indah yang menghiasi diri manusia, mulai dari Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur, Terhormat, Berani, Sabar, Lemah Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga Silahturahim, dan sifat-sifat terpuji lainya yang tidak mungkin disebut satu-persatu. Semuanya adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada hamba-hambanya agar dapat bahagia hidup di dunia dan akhirat.

Wanita benar-benar sangat diuntungkan, karena ia memiliki kesempatan yang lebih besar dalam hal perhiasan jiwa dengan arti yang sesungguhnya, yaitu ketika wanita memiliki sifat-sifat terpuji yang mengangkat derajatnya ke puncak kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu yang dapat menghancurkannya dan menghilangkan rasa malunya...!

Saudariku... Jika engkau telah menikah, maka nasihat ini untuk mengingatkanmu agar engkau selalu menampilkan kecantikan dirimu dengan kecantikan sejati yang berasal dari dalam jiwamu, bukan dengan kecantikan sebab yang akan lenyap dengan lenyapnya sebab.

Saudariku... Jika saat ini Allah belum mengaruniai engkau jodoh seorang suami yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu untuk menjadi istri yang sholihah dengan memperbaiki diri dari kekurangan yang dimiliki lalu tutuplah ia dengan memunculkan potensi yang engkau miliki untuk mendekatkan dirimu kepada Yang Maha Rahman, mempercantik diri dengan ketakwaan kepada Allah yang dengannya akan tumbuh keimanan dalam hatimu sehingga engkau dapat menghiasi dirimu dengan akhlak yang mulia.

Saudariku... ini adalah sebuah nasihat yang apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.

subhanallaah..


¤ Tulisan ini aku copy dari BlogSweetBlog oleh Wulandari eka prayetyati yang bersumber dari muslimah.or.id.

Cinta wanita ini....

¤ Entah sudah berapa puluh aku membaca kisah ini, semakin ku baca semakin menambah kekagumanku kepada Khadijah, wanita yang paling aku kagumi sepanjang masa, dunia dan akhirat, wanita yang paling aku rindukan untuk bertemu kelak di akhirat, wanita yang paling menginspirasikanku.

Bacalah cerita cinta yang paling mengagumkan ini teman.. cerita cinta yang paling menginspirasi dari semua cerita cinta yang pernah ada di bumi Allah.

Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya. Panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami. Bahkan sang suami terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya.

Suatu hari istri beliau shallallahu 'alaihi wa sallam yang lain (yakni 'Aisyah radhiyallahu 'anha) berkata, "Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selalu menyebutnya." (HR. Bukhari)

Ya, dialah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Uzza bin Qushai. Dialah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bersamanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membina rumah tangga harmonis yang terbimbing dengan wahyu di mekkah. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menikah dengan wanita lain sehingga dia meninggal dunia.

Saat menikah, Khadijah radhiyallahu 'anha berusia 40 tahun sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berusia 25 tahun. Saat itu ia merupakan wanita yang paling terpandang, cantik dan sekaligus kaya. Ia menikah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa ssalam tak lain karena mulianya sifat beliau, karena tingginya kecerdasan dan indahnya kejujuran beliau. Padahal saat itu sudah banyak para pemuka dan pemimpin kaum yang hendak menikahinya.

Ia adalah wanita terbaik sepanjang masa. Ia selalu memberi semangat dan keleluasaan pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau menyendiri dan beribadah di gua Hira'. Seorang pun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Nabi merasakan tenang setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama, "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silahturahmi, menanggung kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran." (HR. Muttafaqun 'alaih)

Pun, saat suaminya menerima wahyu mulia berjuang mendakwahkan agama Allah dan mengajak pada tauhid, ia adalah wanita pertama yang percaya bahwa suaminya adalah utusan Allah dan kemudian menyatakan keislamannya tanpa ragu-ragu dan bimbang sedikit pun juga.

Khadijah termasuk salah satu nikmat yang Allah anugerahkan pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia mendampingi beliau selama seperempat abad, menyayangi beliau pada saat-saat yang kritis, menolong beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau dalam menjalankan jihad yang berat, juga rela menyerahkan diri dan hartanya pada beliau.

Jibril mendatangi nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, inilah khadijah yang datang sambil membawa bejana yang di dalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam padanya dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang di dalamya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan."

Ah teman, alangkah menakjubkan kisah cinta ini... cinta yang dibangun dalam ketaatan kepada Allah, cinta yang begitu dalam, cinta yang penuh dengan kehormatan dan ketulusan.

Ah.. andai saja.... aku hanya berguman di dalam hati sambil tersenyum di depan laptopku usai membaca cerita ini..

andai saja...


¤ di copy dari BlogSweetBlog

Bidadari

¤ Terheran-heran. Tapi itulah kenyataan. Seseorang yang mungkin dengan mudahnya melepas jilbabnya dan merasa enjoy mempertontonkan kecantikannya. Entah dengan alasan apa, kepuasan pribadi, materi dunia, popularitas yang semuanya berujung pada satu hal, yaitu hawa nafsu yang tak terbelenggu.

Padahal... nun di surga sana, terdapat makhluk yang begitu cantik yang belum pernah seorang pun melihat ada makhluk secantik itu. Dan mereka sangat pemalu dan terjaga sehingga kecantikan mereka hanya dinikmati oleh suami-suami mereka di surga.

Berikut ini adalah kumpulan ayat dan hadist yang menceritakan tentang para bidadari surga.

Harumnya Bidadari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan isinya." (HR. Bukhari Muslim)

Kecantikan Fisik
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikut adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada bujangan." (HR. Bukhari Muslim)

"Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari." (Qs. Ad-Dukhan 54)

Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, "Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata yang sangat hitam. Sedangkan arti 'ain adalah wanita yang memiliki mata yang indah.

Al-Hasan berpendapat bahwa haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan hitam mata yang sangat hitam.

Sopan dan Pemalu
Allah subhanahu wa ta'ala menyifati bidadari dengan "menundukkan pandangan" pada tiga tempat di Al-Qur'an, yaitu: "Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari yang sopan yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentu oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan manjan." (Qs. Ar-Rahman 56-58)

"Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya."(Qs. Ash-Shaffat 48)

"Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya."

Seluruh ahli tafsir sepakat bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju untuk suami mereka, sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain.

PUTIHNYA BIDADARI
Allah Ta'ala berfirman, "Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (Qs. Ar-Rahman 58) al-Hasan dan mayoritas ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan.

Allah juga menyatakan, "(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersì dipingit dalam kemah." (Qs. Ar-Rahman 72)

Maksudnya mereka itu dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.

Baiklah... ini adalah sedikit gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di surga. Karena bagaimanapun gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa membayangkan sesuai rupa aslinya, karena sesuatu yang berada di surga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita lihat di dunia ini.

Dari Abu Humairah radhiallahu 'anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah Azza wa Jalla berfirman, "Aku siapkan bagi hamba-hambaku-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terlintas oleh pikiran." (HR. Bukhari Muslim)

Setelah mengetahui sifat fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadist, "Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Bukhari Muslim)

Dan lagi, seorang manusia telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa, "Dan manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa." (Qs. At-Tiin 4)

Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "saya bertanya, "Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli."

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak."

Saya bertaya, "Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?"

Beliau menjawab, "Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaianya berwarna hijau, perhiasanya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, 'Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendapingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.'." (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah. Betapa indahnya perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang seharusnya membuat kita, wanita dunia, menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi wanita penghuni surga.

Nah, tinggal tunggu apa lagi, apakah kita mau berusaha menjadi salah satu dari wanita penghuni surga?


¤ Di copy dari BlogSeetBlog oleh Wulandari Eka Prasetyati yang bersumber dari muslimah.or.id

Belajar cinta dari Khodijah r.a

¤ dicopy dari http://tabligh.or.id

"Sebaik-baik wanita pada zamannya adalah Maryam putri Imran dan sebaik-baik wanita dari ummatnya adalah Khadijah." (HR Bukhari-Muslim)

Jika ada perempuan yang mampu membuat Aisyah cemburu besar maka ia adalah Khadijah. Jika ada perempuan yang mampu membuat Rasulullah mengingatnya sepanjang waktu, bahkan ketika beliau dengan istri-istrinya maka Khadijah lah orangnya, dan hanya dengan Khadijahlah Rasulullah bermonogami.

Kisah tentang wanita mulia ummul-Mukminat Khadijah ra. merupakan kisah yang penuh dengan kemuliaan, kisah yang penuh dengan teladan. Tinta-tinta sejarah telah mencatat keistimewaan yang memikikinya. Ia meninggalkan teladan indah untuk para mukminah, bukan hanya dalam ber-akhlakul karimah tetapi juga bagaimana ia beribadah, berkeluarga, dan bermuamalah.

Segala keistimewaae yang dimilikinya menjadikan ia perempuan beruntung sepanjang masa. Ia mendapat cinta sejati dari kekasih Allah. Bahkan ia wanita pertama yang mendapatkan berita masuk syurga serta mendapatkan ucapan salam dari Allah swt.

Keistimewaan tersebut sesungguhnya tidak serta merta datang kepada ibunda kita Khadijah, namun hal tersebut karena ia begitu mempesona. Ia dengan penuh kerelaan mengorbankan harta dan jiwanya untuk dakwa Rasulullah. Dengan kematangan, kebijaksanaan, dan integritas dirinya, Khadijah menyokong, membangkitkan tekad, dan mengorbankan semangat dakwa Rasul. Cintanya yang besar mampu memberikan yang terbaik kepada Rasulullah sehingga sang suamipun amat mencintainya.

Akhlak Khadijah semestinya dijadikan gambaran bagaimana semestinya seorang istri bersikap kepada suaminya, sehingga sang istri menjadi perempuan yang mampu memberikan kebahagiaan kepada keluarganya dan akhirnya terbentuklah keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah.

Berikut di bawah ini beberapa sifat Khadijah yang dapat dijadikan uswah bagi para istri dalam usahanya untuk menjadi perempuan istimewa bagi suaminya.

Menerima suaminya apa adanya. Inilah teladan yang pertama yang diajarkannya. Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, Khadijah merupakan wanita kaya raya di Seantero Mekkah. Dengan harta dan kecantikan yang dimilikinya banyak laki-laki yang hendak meminangnya. Tetapi Khadijah lebih memilih Muhammad yang tidak memiliki apa-apa. Kemiskinan Muhammad tidak membuat Khadijah malu. Ia begitu mencintai dan siap menerima Muhammad apa adanya. Bagi Khadijah harta bukanlah segalanya, namun kebaikan, dan kesalihan Rasulullah-lah yang menjadi pilihan utamanya.

Selalu ada ketika suami membutuhkan. Selama bersama Rasulullah, Khadijah selalu bersama dengan beliau dalam suka maupun duka. Bahkan ketika terjadi pemboikotan yang dilakukan oleh orang Quraisy, ia menjadi teman yang sangat setia. Tidak pernah sedikit pun ia mengeluh atas semua yang terjadi pada keluarganya.

Penuh kasih sayang dan perhatian terhadap suami. Inilah yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para suami, termasuk Rasulullah. Khadijah perempuan yang memiliki cinta suci ini mampu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada Rasulullah sehingga beliau tidak pernah menyakiti istri yang sangat dicintainya itu.

Rasulullah bahkan besabda, "Sesungguhnya aku telah diberi karunia dengan cintanya Khadijah kepadaku." (HR Muslim)

Rela berkorban demi membela suami. Khadijah mengajarkan kita untuk belajar memberikan yang terbaik kepada suami, berusaha memberikan semua yang dimiliki jika suami membutuhkan. Dengan kedermawanannya, Khadijah sanggup memberikan hartanya demi kepentingan dakwah Rasulullah.

Rasulullah saw. berkata, "(Khadijah) beriman ketika orang-orang kafir kepadaku, dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, dan dia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang mengahalangiku."

Berkata bijak dan menenangkan. Keistimewaan Khadijah yang lain adalah memiliki sikap lembut dalam bertutur kata dan bersikap sehingga yang dikeluarkan dari lisanya hanyalah perkataan lembut dan menenangkan hati Rasulullah. Perhatikanlah tutur kata Khadijah ketika terjadi peristiwa turun wahyu pertama yang membuat Rasulullah lari ketakutan. Khadijah berkata, "jangan khawatir berbahagialah, sesungguhnya Allah tidak mungkin akan menghinakanmu dengan kejadian itu. Selama ini engkau selalu menyambung silaturahmi, jujur dalam berbicara, meringankan beban orang lain yang kesusahan, membantu orang lemah, menghormati tamu, dan mendukung setiap hal yang mengandung kebenaran."

Mendidik anak-anak dengan baik. Salah satu keistimewaan Khadijah dibanding istri Rasulullah yang lain adalah dari Khadijahlah Rasulullah mendapatkan keturunan.

Nabi saw. berkata : "Allah mengaruniaiku anak darinya ketika Dia tidak memberiku anak dari istri-istriku yang lain."

Bukan hanya itu saja. Walaupun usianya sudah tua, ia mampu mendidik putri-putri mereka dengan penuh cinta dan kemuliaan hingga putri-putri Rasulullah memiliki akhlak yang baik dan keimanan yang kuat.

Bergaul baik dengan suami. Tidak pernah diceritakan kisah yang jelek mengenai pernikahan Khadijah dan Rasulullah. Hal ini menujukan pergaulan yang baik di antara keduanya. Keduanya paham mengenai hak dan kewajiban masing-masing sehingga tenanglah kehidupan rumah tangga beliau.

Tawakal dan sabar. Inilah yang dilakukan Khadijah sebagai seorang istri yang suaminya pada saat itu menjadi bulan-bulanan peghinaan masyarakat Quraisy. Tawakal dan bersabar menghadapi semuanya telah memberikan energi positif bukan hanya bagi Khadijah, tetapi juga terhadap Rasulullah sehingga ia kuat menghadapi semuanya.

Khadijah adalah perempuan agung. Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, ia mampu membuat Rasulullah begitu mencintainya. Bahkan ketika Khadijah telah tiada pun Rasulullah masih sering mengingatnya. Pernah suatu waktu Rasulullah berkata kepada Aisyah, "Allah tidak memberiku pengganti yang lebih baik daripada dia."

Beruntung sekali menjadi Khadijah. Ia mendapat dua cinta agung, cinta Allah swt. dan cinta kekasih Allah. Sebagian sifat-sifat Khadijah di atas, hanyalah bagian kecil dari kecemerlangan yang dimilikinya sebagai wanita. Jika kita menginginkan hal tersebut sudah sepatutnya kita meneladani Ummul-Mukminat Khadijah. Semoga kelak kita menjadi tetangga beliau di syurga.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Antara kau dan aku

Kau tanya : Oleh sebab apa kau mencintaiku?
Aku bilang : Karena ketaatanmu kepada Allah dan ketaqwaanmu kepada Allah dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Tapi wajahku tidak begitu tampan
Aku bilang : Aku menyukai ukiran kesederhanaan wajahmu yang bercahaya dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Tapi kulit tubuhku tidak begitu putih
Aku bilang : Kulit tubuhmu memancarkan cahaya karena seringnya kau berwudhu dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Aku bukan lelaki kaya raya
Aku bilang : Tapi kau bekerja untuk menjemput rejeki Allah dengan mengharap ridho Allah dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Aku belum bisa membelikanmu rumah yang besar dan lapang
Aku bilang : Kau punya hath dan jiwa yang lapang dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Kelak bila kau kepanasan di rumah aku belum bisa membelikanmu pendingin ruangan
Aku bilang : Wajahmu teduh, tatapan matamu sejuk dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Mungkin aku belum mampu membelikanmu televisi dan radio hingga rumah kita sepi
Aku bilang : Kau memiliki suara yang merdu ketika membaca Al Qur'an, aku tidak akan pernah bosan mendengar suaramu dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Aku tidak mempunyai kendaraan yang bagus untuk membawamu kemana-mana
Aku bilang : Kau lelaki yang penuh rasa syukur dengan semua yang kau miliki dan kau penuh percaya diri dan itu sudah lebih dari cukup

Katamu : Aku belum mampu membawamu ke tempat-tempat yang indah bila kau sedang jenuh di rumah
Aku bilang : Bagiku kehadiran dan keberadaanmu di sisiku lebih indah dan itu sudah lebih dari cukup

Taukah kau, bila aku ditawarkan dunia dan seisinya untuk ditukar dengan dirimu, maka aku tidak akan pernah menukarnya. Tidak akan pernah. Karena dunia dan seisinya meski ditambah lagi dengan dunia dan seisinya yang baru tidak akan pernah bisa menyamai nilai dari ketaatanmu kepada Allah dan ketaqwaanmu kepada Allah.

Kau diam

Kemudian..

Kau tanya : Mau kah kau menikah denganku?
Aku bilang : Tentu

Karena..
Aku mencintaimu apa adanya.

Selasa, 03 Agustus 2010

Puasa Ramadhan dan Sejarah Puasa

¤ Puasa di bulan Ramadhan adalah rukun Islam yang keempat. Hukumnya fardu 'ain (wajib perorangan) atas tiap muslim yang sudah baligh. Ia disyari'atkan pada tahun kedua Hijriyah, sesudah turunnya perintah shalat dan zakat.

Firman Allah swt :

"Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan atas ummat yang terdahulu daripada kamu, mudah-mudahan kamu bertakwa. Puasa itu hanyalah beberapa hari saja." (Al-Baqarah : 183-184)

Berdasarkan ayat tersebut dan sejarah, maka puasa bukanlah barang baru, ia sama tuanya dengan sejarah manusia sendiri. Peristiwa pelarangan Tuhan kepada nenek kita Adam dan Hawa memakan buah khuldi di syurga - dalam Qur'an dan Perjanjian Lama - cukup menjadi bukti sejarah, pertanda puasa sudah bermula sejak awal manusia terciptakan.

Karena pelanggaran puasa yang dilakukan nenek kita Adam dan Hawa itu dengan memakan buah khuldi berakibat kita semuanya harus hidup di bumi ini.

Bangsa-bangsa purba juga telah mengenal dan mempunyai tradisi puasa, seperti bangsa Mesir purba, Yunani purba, Hindu purba dan masyarakat Cina sampai kini masih mengenal puasa. Juga suku-suku bangsa primitif sampai hari ini yang terdapat di Amerika, Afrika, Asia mempunyai tradisi puasa. Begitu pula suku-suku besahaja yang terdapat di negeri kita seperti orang Toraja di Sulawesi, Dayak di Kalimantan, Badui di Banten dan Kubu di Sumatera, mengenal adanya puasa.

Dalam sejarah agama-agama besar puasa adalah merupakan salahsatu ibadah yang penting. Karena memang Tuhan telah pernah mewajibkan puasa kepada ummat-ummat terdahulu dimana kepadanya dikirimkan Rasul-rasul Allah. Ia telah diwajibkan dalam zamannya Nabi Musa, Nabi Daud dan Nabi 'Isa as. Bible sendiri banyak menyebut-nyebut tentang puasa.

Dalam perjanjian Lama kita dapat lihat umpamanya pada Kitab Yesaya 58:3-6 dan Danial 10:2. Dan dalam Perjanjian Baru Matius 6:16-17 ; 9:14-17. Lukas 5:33-38, dan Markus 2:18-22.

Ada empat bentuk puasa yang dilakukan oleh ummat terdahulu, yaitu :

1. Puasanya orang-orang sufi, yakni praktek puasa setiap hari dengan maksud menambah pahala. Misalkan puasanya para Pendeta.

2. Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Sebagaimana yang telah dikisahkan Allah dalam Al-Qur'an, surat Maryam ayat 26 : "Jika kamu melìat manusia, maka katakanlah, sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusapun pada hari ini." (Q.S. Maryam :26).

3. Puasa seluruh atau sebagian perbuatan (bertapa), seperti puasa dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa-puasa kaum-kaum lainnya yang telah ditentukan oleh masing-masing kaum tersebut.

4. Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia mempunyai aturan yang tengah-tengah berbeda dari puasa kaum sebelumya baik dalam tata cara dan waktu pelaksanaan.
Tidak terlalu ketat sehingga memberatkan kaum muslimin, juga tidak terlalu longgar sehingga mengabaikan aspek kejiwaan. Hal mana telah menunjukkan keluwesan Islam.

Bangsa Arab pra Islam, juga mengenal puasa. Berdasarkan riwayat Bukhary dan A'isyah ra. permaisuri Rasulullah, bahwa kaum Quraisy melakukan puasa 'Asyura (10 Muharram) pada zaman jahiliah. Kemudian Rasulullah menyuruh kaum Muslimin puasa pada hari itu sampai diwajibkannya puasa Ramadhan. Sabda Rasulullah saw. "Barang siapa hendak puasa ('Asyura) silakan, dan barangsiapa yang tidak mau puasa ('Asyura) silahkan pula."

Lebih jauh lagi, selain puasa yang dilakukan manusia, maka alam tetumbuhan dan binatang di sepanjang zaman mengenal juga puasa. Penyelidikan menunjukkan bahwa tetumbuhan, terutama yang berbiji belah (dicotyl) ada puasanya, pada tiap tahunnya mengalami musim rontok. Daun, dimana tidak saja berfunksi untuk menahan penguapan, menampung cahaya, menyerap udara, tetapi juga berfunksi melakukan peng-asimilasian serta mengatur makanan. Sesudah musim rontok terjadi, tetumbuhan mengalami musim berdaun muda kembali, kemudian disusul dengan musim bunga dan berbuah. Adapun tetumbuhan yang musim gugur daunya tidak teratur, berakibat datangnya musim buah yang tidak sempurna pula.

Bagi kelompok hewan yang paling mudah diselidiki ialah bangsa unggas. Misalnya ayam, ia berpuasa selama mengerami telornya. Biasanya ayam yang sedang mengeram, makanannya sangat sedikit dan teratur sekali, yakni pada pagi-pagi sekali atau di sore hari. Bagi induk ayam yang berani makan banyak semasa mengeram, cukup mendinginkan perutnya, dan akibatnya kegagalan menetaskan telornya.

Puasa dalam bahasa Arab disebut SHAUMUN atau SHIYAAMUN, artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan tidur, menahan makan, menahan minum, menahan bicara dan seterusnya.

Firman Allah :
"Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa demi Tuhan yang Maha Pemurah, bahwasanya aku tidak akan berbicara dengan seorangpun pada hari ini." (Q.S. Maryam : 26)

Menurut istilah, puasa ditujukan kepada menahan diri dari makan, minum dan bersanggama (jima'/coitus) suami-istri mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari, dengan niat melaksanakan perintah Tuhan serta mengharap ridhaNya.

Sabda Nabi : "Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan (ru'yat), dan berbukalah dengan berdasar ru'yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka genapkanlah menjadi 30 hari."

¤ Marhaban ya Ramadhan
1431 H.

"Ya Allah limpahkan Rahmat serta HidayahnMu kepada kami semua. Ya Allah bersihkan hati dan pikiran kami ini dan berikan umur panjang untuk bisa melaksanakan puasa Ramadhan sampai hari kemenangan tiba.. Amin amin ya rabbal alamin"..


Diambil dari buku :
¤ Dienul Islam. Karya Drs. Nasruddin razak.
¤ Pilar-pilar Islam dalam al-sunnah. Karya Prof. Dr. Umar Hasyim, oleh M. Rofiq Mu'allimin.

ASBABUN - NUZUL Keluarbiasaan Surah Al- Jin


Qur'an Surah Al-Jin 1-2
¤ TENTANG KELUARBIASAAN AL-QUR'AN ¤

"SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENDENGARKAN AL-QUR'AN YANG MENAKJUBKAN, (YANG) MEMBERI PETUNJUK KEPADA JALAN YANG BENAR, LALU KAMI BERIMAN KEPADANYA."

¤ Dalamg Hadist riwayat Bukhari dan At- Tirmidzi yang bersumber dari Ibnu Abbas, dijelaskan bahwa Rasulullah tidak pernah membacakan al-Qur'an kepada Jin, dan tidak pernah melihat mereka.

Suatu ketika Rarulullah bersama rombongan sahabatnya menuju pasar Ukkadh. Baru sampai di Tuhamah rombongan berhenti untuk shalat fajar. Hal ini menyebabkan berita-berita dari langit yang biasa dicuri syetan terhalang. Malah mereka mendapat lemparan bintang -bintang, sehingga terpaksa pulang kepada kaumnya, syetan itu ditanya, "Apa yang terjadi sehingga kalian kembali ?"

Mereka menjawab, "Kami terhalang untuk mendapatkan berita langit, bahkan kami dikejar bintang-bintang." Kaumnya berkata, Antara kita dan berita langit tidak mungkin terhalang, kecuali ada sebabnya. Menyebarlah kalian ke timur dan barat dan carilah sebab penghalangnya." Merekapun menyebar, sehingga sampailah sebagian mereka ke Tuhamah, tempat Rasulullah berhenti untuk shalat shubuh. Mereka mendengar bacaan Rasul serta memperhatikannya. Mereka berkata, "Demi Allah, inilah yang menghalangi kita dengan berita dari langit." Merekapun pulang kepada kaumnya dan menyampaikan kejadian itu serta mengagumi al-Quran yang membawa mereka ke jalan petunjuk Allah sehingga mereka beriman. Maka turunlah ayat ini sebagai pemberitahuan kepada ummatnya tentang kejadian itu.¤

Golongan Jin Yang Beriman

¤ Tulisan berikut ini bukan ingin menjelaskan tentang perihal jin Islam dan jin kafir, tapi justru ingin menjelaskan betapa kehebatan al-Qur'an, sehingga bisa menembus dunia jin yang Nabi Muhammad sendiri tidak bersengaja berdakwah atau membacakan ayat kepada mereka.

Tidak seperti Nabi Sulaiman, Nabi Muhammad tidak diberi kemampuan untuk berkomunikasi dengan semua makhluk hidup, baik itu jin maupun binatang. Akan tetapi karena Rasulullah diutus bukan sekedar untuk makhluk manusia, tapi sebagai rahmat bagi seluruh alam, maka jinpun akhirnya merasakan manfaat dari kerasulanya.

Pertemuan Rasulullah dengan golongan jin tidak hanya sekali ini saja, tapi berlangsung beberapa kali, meskipun tidak intensif sebagaimana kepada manusia. Al-Qur'an juga memberi porsi perhatian yang cukup kepada makhluk yang satu ini. Bahkan salah satu surah al-Qur'an dinamai "Al- Jin", yaitu surah ke -73.

Tidak banyak penjelasan berkenaan dengan dakwah Rasulullah kepada golongan Jin, kecuali bahwa diantara mereka ada yang beriman dan sebagian mereka kafir. Jin yang kafir itulah yang disebut dengan syetan. Demikian halnya dengan manusia, ada juga yang menjadi syetan.

"Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia." (QS. An- Naas : 5-6)

Jin yang beriman tentu saja menanggung beban dan kewajiban sebagaimana yang dibebankan dan kewajiban atas manusia beriman. Kepada mereka yang menjalankan kewajibanya dengan sempurna (beriman dan beramal shalih) disediakan surga, sebagaimana yang dijanjikan kepada makhluk manusia.

Tentang jin yang beriman ini, Ibnu Jauzi meriwayatkan dalam kitab "Shufwatush - Shafwan", bahwa Sahl bin Abdillah pernah berada di bekas negara 'Aad. Terlihat olehnya bekas sebuah kota yang di tenganya terdapat sebuah gedung itu dan di dalamnya terdapat seorang kakek-kakek yang tinggi besar sedang shalat menghadap qiblat. Ia memakai jubah yang dibuat dari wol yang sangat indah. Ia mengagumi bentuk tubuhnya yang tinggi besar, tetapi ia lebih mengagumi keindahan jubahnya. Ia pun memberi salam kepadanya dan kakek itu menjawab salamnya dan berkata, "Hai Sahl ! Sesungguhnya badan itu tidak merusak pakaian, tapi yang merusak pakaian itu adalah bau dosa, dan makanan yang haram. Jubah yang kupakai ini berumur tujuh ratus tahun, dan dalam jangka waktu itu aku bertemu dengan "Isa dan Muhammad saw. Aku beriman kepada keduanya."

Sahl berkata, "Siapakah tuan.?" kakek itu menjawab, "Aku termasuk di antara orang yang disebut dalam ayat 1 surah Al- Jin."

Mu'jizat Yang Mengagumkan

¤ Semua Rasul Allah diberi mu'jizat. Bentuk dan khasiatnya bermacam-macam, sepadan dengan kaum yang dihadapinya. Nabi Musa diberi mu'jizat tongkat untuk mengalahkan Fir'aun. Nabi Nuh dengan kapalnya, sehingga ketika Allah menurunkan adzab berupa banjir bandang, ia dan orang-orang yang naik kapal bersamanya selamat. Nabi Sulaiman dengan kerajaanya dan kemampuanya berkomunikasi dan mengendalikan semua makhluk seperti jin dan binatang bahkan juga angin. Nabi-nabi lain punya keistimewaan sendiri-sendiri.

Berbeda halnya dengan Nabi Muhammad. Mu'jizat seperti di atas ternyata tidak berlaku dominan, walaupun juga dipunyainya. Justru mu'jizat Muhammad saw yang ensensial terletak pada wahyu yang turun kepadanya, yaitu al-Qur'an. Itulah kitab petunjuk sekaligus mu'jizat.

Ternyata mu'jizat ini lebih abadi. Jika mu'jizat yang diberikan kepada rasul-rasul sebelumnya tidak bisa berfungsi lagi setelah mereka meninggal dunia, maka mu'jizat Al-qur'an tetap berlaku, berkhasiat tinggi sampai akhir zaman. Biarpun Muhammad saw sudah wafat sejak 14 abad lampau, tapi mu'jizat al-Qur'an tetap bisa dirasakan oleh ummatnya. Bahkan sesuai dengan arti mu'jizat, jika dipakai ia bisa mengalahkan segenap musuh-musuh Islam.

Inilah warisan Rasulullah yang paling mahal. Rasulullah tidak mewariskan harta kepada ummatnya, bahkan kepada anak dan istrinya sekalipun. Rasulullah juga tidak meninggalkan gedung, istana, atau bangunan-bangunan yang menumental. Rasulullah juga tidak meninggalkan kerajaan, sebab bukan kekuasaan yang hendak dibangun olehnya.

Dalam kaitan ini Rasulullah bersabda dalam Hajjatul Wada' ,
"Sesungguhnya syetan telah putus asa untuk dapat disembah dalam negerimu ini, tetapi ia rela kalau ia ditaati selain dari itu dalam apa-apa yang kamu anggap remeh dalam amal perbuatanmu. Karena itu kamu harus waspada. Sesungguhnya aku telah meninggalkan unttukmu sesuatu yang bila kamu berpegang kepadanya maka tak akan tersesat selamanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunatur-rasul (Hadits)." (HR.Al- Hakim)

Kaum muslimin yang berpegang kepada kedua warisan ini tentu tidak akan tersesat selamanya. Akan tetapi bila mereka sudah melenceng, mengikuti hama nafsu dan pikiranya sendiri, maka kerusakan akan menyertainya. Bisa jadi orang yang tersesat ini membaca Al-Qur'an dan Hadits, tapi ketika hendak berbuat sesuatu ia lupa dan mengunakan akal pikiranya sendiri.

Abu Ya'la meriwayatkan Hadits Rasulullah sebagai berikut, "Ummat ini kadangkala mengamalkan isi Al-Qur'an dan kadangkala mengamalkan sunnah Rasulullah, kemudian mereka melupakan kedua-duanyadan melakukan perbuatan dengan pendapat-pendapat mereka sendiri. Dan bila mereka melakukanya (menurut pendapat dan akal pikiran mereka sendiri), maka mereka tersesat."

Orang yang berpegang kepada al-Qur'an bukan saja terpelihara dari kekesatan, tapi mereka akan mendapatkan kemenangan. Rasulullah telah membuktikan hal ini, demikian juga para sahabat, dan para pendahulu kita. Mereka mampu mengalahkan semua musuh-musuhnya dengan al-Qur'an.

Yang demikian itu bisa terjadi karena al-Qur'an itu selamanya akan menjadi mu'jizat. Arti mu'jizat itu sendiri adalah mengalahkan. Karenanya orang yang berjuang dengan al-Qur'an pasti menang. Kemenangan itu bisa berupa kekuasaan, kekayaan, keharuman nama baik, kemuliaan, kehormatan, dan yang lebih tinggi dari semua itu adalah surga dan ridha Allah swt.

Nabi Muhammad memperoleh semuanya. Beliau mendapatkan kekuasaan, kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat, dan berupa surga serta ridha Allah swt.

Kini saatnya kita membuktikan kemu'jizatan al-Qur'an dengan cara bersungguh-sunguh mempelajari, memahaminya, mengamalkanya, dan memperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Dengan cara seperti itu, Allah akan berkenan memberi hidayah dan kemenangan yang gilang-gemilang. ¤