Selasa, 03 Agustus 2010

Golongan Jin Yang Beriman

¤ Tulisan berikut ini bukan ingin menjelaskan tentang perihal jin Islam dan jin kafir, tapi justru ingin menjelaskan betapa kehebatan al-Qur'an, sehingga bisa menembus dunia jin yang Nabi Muhammad sendiri tidak bersengaja berdakwah atau membacakan ayat kepada mereka.

Tidak seperti Nabi Sulaiman, Nabi Muhammad tidak diberi kemampuan untuk berkomunikasi dengan semua makhluk hidup, baik itu jin maupun binatang. Akan tetapi karena Rasulullah diutus bukan sekedar untuk makhluk manusia, tapi sebagai rahmat bagi seluruh alam, maka jinpun akhirnya merasakan manfaat dari kerasulanya.

Pertemuan Rasulullah dengan golongan jin tidak hanya sekali ini saja, tapi berlangsung beberapa kali, meskipun tidak intensif sebagaimana kepada manusia. Al-Qur'an juga memberi porsi perhatian yang cukup kepada makhluk yang satu ini. Bahkan salah satu surah al-Qur'an dinamai "Al- Jin", yaitu surah ke -73.

Tidak banyak penjelasan berkenaan dengan dakwah Rasulullah kepada golongan Jin, kecuali bahwa diantara mereka ada yang beriman dan sebagian mereka kafir. Jin yang kafir itulah yang disebut dengan syetan. Demikian halnya dengan manusia, ada juga yang menjadi syetan.

"Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia." (QS. An- Naas : 5-6)

Jin yang beriman tentu saja menanggung beban dan kewajiban sebagaimana yang dibebankan dan kewajiban atas manusia beriman. Kepada mereka yang menjalankan kewajibanya dengan sempurna (beriman dan beramal shalih) disediakan surga, sebagaimana yang dijanjikan kepada makhluk manusia.

Tentang jin yang beriman ini, Ibnu Jauzi meriwayatkan dalam kitab "Shufwatush - Shafwan", bahwa Sahl bin Abdillah pernah berada di bekas negara 'Aad. Terlihat olehnya bekas sebuah kota yang di tenganya terdapat sebuah gedung itu dan di dalamnya terdapat seorang kakek-kakek yang tinggi besar sedang shalat menghadap qiblat. Ia memakai jubah yang dibuat dari wol yang sangat indah. Ia mengagumi bentuk tubuhnya yang tinggi besar, tetapi ia lebih mengagumi keindahan jubahnya. Ia pun memberi salam kepadanya dan kakek itu menjawab salamnya dan berkata, "Hai Sahl ! Sesungguhnya badan itu tidak merusak pakaian, tapi yang merusak pakaian itu adalah bau dosa, dan makanan yang haram. Jubah yang kupakai ini berumur tujuh ratus tahun, dan dalam jangka waktu itu aku bertemu dengan "Isa dan Muhammad saw. Aku beriman kepada keduanya."

Sahl berkata, "Siapakah tuan.?" kakek itu menjawab, "Aku termasuk di antara orang yang disebut dalam ayat 1 surah Al- Jin."

Tidak ada komentar: